Tanggal 29 Juni 2015. Hari yang membuat aku dan mungkin beberapa orang di antara 25 orang lain di kelompokku merasaberat untuk menghadapi kegiatan itu. Selama kurang lebih dua bulan kami mulai belajar mengenal satu sama lain sebelum akhirnya kami bergabung dan bersatu di dalam sebuah kegiatan di pulau orang. Hampir semua belum pernah kesana. Kami sama sekali buta.
Desa Sungkung, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Kami hanya mendengar bahwa di sana merupakan daerah perbatasan. Berbatasan langsung dengan Kuching, Malaysia. Tantangan, batinku, Memang aku sendiri yang mau ke sana dan membuat cerita ke sana. Memang pada mulanya aku ingin pergi KKN ke daerah perbatasan. Awalnya, aku memilih daerah di Sulawesi Utara, Sangihe, tapi, Tuhan memang memiliki rencana yang dahsyat. Aku tidak diterima di sana dan kemudian aku kembali mendaftar di kelompok lain. Iseng, ada desa bernama Lhi Buei. Aku mengirim CV, kemudian, ya, jadilah aku seperti ini. Mengenang semua perjalanan. Dari mulai briefing dan gathering bersama, main, jualan, kumpul, rapat, kopi merapi, sampai akhirnya kami tiba pada tanggal 29 Juni 2015.
29 Juni 2015, kami berangkat menuju Pontianak dari Bandara Adisutjipto, Yogyakarta. Kami berkumpul pukul 16.00 dan pesawat lepas landas pukul 18.00. Pukul 19.30 kami sampai di Bandara Supadio, kemudian kami langsung bertolak ke rumah dinas Wakil Walikota Pontianak menggunakan Bis DAMRI yang telah kami pesan sebelumnya. Setelah dijamu, kami diizinkan beristirahat di mess PSSI Pontianak sebelum akhirnya kami berangkat menuju Bengkayang.
Keesokan harinya, kami berangkat menuju Bengkayang menggunakan bis, kami menyebutnya bis kardus. Bis sejenis Kopata atau Metromini. Perjalanan menuju Bengkayang memakan waktu sekitar 7 Jam. Pukul 13.00 kami sampai di Kantor Dinas Pendidikan Bengkayang, kemudian kami melakukan audiensi dengan pemerintah setempat. Antusias pemerintah setempat sangat besar. Mereka senang kami bersedia ditempatkan di desa Sungkung. Bukan masalah untuk kami. Kami pun demikian. Kami senang bisa mempunyai kesempatan untuk mengunjungi dan menjalankan tugas di sana.
 |
Foto Bersama setelah Audiensi |
 |
Setelah Tiba di Bandara Supadio, Pontianak |
 |
Perjalanan Udara, Menunggu Senja |
 |
Foto Bersma dengan Keluarga Wakil Walikota Pontianak. |
Setelah itu audiensi, kami diizinkan beristirahat dua hari di kediaman seorang pejabat di sana. Masih di kawasan Bengkayang, di Kompleks Dinas. Suasana panas, minimnya air, dan puasa, membuat kami tidak melakukan aktivitas apa-apa. Kami hanya bercengkerama, nonton film, main uno, main gitar, dan tidur. Hanya itu saja yang kami lakukan. Hingga akhirnya, setelah dua hari, kami di jemput lagi oleh bis kardus dan bersiap memulai perjalan menuju desa Sungkung.
Tapi, perjalanan kami belum selesai sampai di situ, walaupun desa Sungkung berada di Kabupaten Bengkayang, namun, untuk menuju ke sana kami harus menuju ke Entikong terlebih dahulu sebelum akhirnya kami bisa ke Desa Sungkung.
Pukul 13.00, bisa kardus datang lagi menjemput. Perjalanan Bengkayang--Entikong ditempuh dalam waktu 7 Jam. Kami mulai berangkat sekitar pukul 15.00
dan sampai di Entikong pukul 22.00. Di Entikong, kami menginap di Hotel. Hotel Bintang Kiki namanya. Kami bermalam di sana, sebelum akhirnya kami menuju ke Desa Sungkung.
 |
Di tengah perjalanan menuju Bengkayang. |
 |
Sesaat sebelum memulai perjalanan menuju Entikong. Di depan rumah Pak Eveng |
 |
Sebelum mengawali perjalanan menuju Desa Sungkung. Di depan Hotel Bintang Kiki, Jalan Raya Malindo |
 |
Foto Bersama Bis Kardus sebelum Pergi ke Entikong |
Ya, jika aku tuliskan di sini, tak akan cukup hanya sehari dua hari membacanya, dan sehalaman dua halaman menulisnya.
Itu merupakan sedikit cerita aku yang mewakili kami, Tim KKN PPM UGM Unit KTB-01. Desa Sungkung Kompleks, Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang.
Aku akan melanjutkan cerita-cerita itu, lain waktu :)