Aku akan selalu membenci hujan ketika ia muncul sebagai
sosok penghancur. Aku pun akan selalu memujanya ketika ia muncul saat
menyejukkan. Ia tak akan selamanya berteman baik dan menghancurkan asa. Itu
hanya bergantung pada suasana batin. Ah, hujan mengapa engkau datang kembali?
Aku belum merindukanmu. Bisakah kau datang bila telah saatnya tiba? Aku masih
ingin bermesraan dengan senja yang hangat, dengan angin dan kicau burung, dan
sinar mataharti yang membasuh hati kemudian menenangkannya. Aku rindu bau sore.
Aku sudah hapal bau dinginmu yang sudah sekian waktu menemani spagi siang sore
malamku. Aku masih belum merindukanmu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar