skip to main | skip to sidebar

About me

Foto Saya
Fraintika Anggraeni
Fraintika Anggraeni kerap disapa Weje, Atun, atau Tuk-tuk. Punya persepsi sendiri tentang segala hal, tapi selalu terbuka terhadap persepsi orang lain. Tiap tahun ada masanya. Tiap masa ada tahunnya. Belajar legowo dan terima kenyataan :)
Lihat profil lengkapku

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan
Semua Komentar
    Atom
Semua Komentar

Kalendar

research paper essay Free Calendar

Clock clock

Archivo del blog

  • ▼ 2017 (7)
    • ▼ September (1)
      • YOU JUST ONLY HAVE ONE LIFE, JUST LOVE WHAT YOU DO...
    • ► Agustus (1)
    • ► Januari (5)
  • ► 2016 (13)
    • ► Desember (4)
    • ► April (1)
    • ► Maret (3)
    • ► Februari (2)
    • ► Januari (3)
  • ► 2015 (14)
    • ► September (2)
    • ► Juni (2)
    • ► Mei (2)
    • ► April (2)
    • ► Maret (2)
    • ► Februari (4)
  • ► 2014 (49)
    • ► November (2)
    • ► Oktober (2)
    • ► Agustus (3)
    • ► Juni (11)
    • ► Mei (4)
    • ► April (11)
    • ► Maret (6)
    • ► Februari (4)
    • ► Januari (6)
  • ► 2013 (40)
    • ► November (5)
    • ► Oktober (3)
    • ► September (3)
    • ► Juli (3)
    • ► Februari (23)
    • ► Januari (3)
  • ► 2012 (30)
    • ► Desember (1)
    • ► November (11)
    • ► Oktober (6)
    • ► September (12)
  • ► 2010 (2)
    • ► November (1)
    • ► September (1)

Label

  • Cerpen (2)
  • Curhats (30)
  • Informatif (2)
  • Me and My Friends (7)
  • Owl City Lyrics (5)
  • Puisi (11)

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Info

Rumah Dijual di Bintaro

Pengunjung

27845

Lencana Facebook

Fraintika Anggraeni

Buat Lencana Anda

F R A I ' S

Ketika perkataan bisa berubah di lidah, namun dalam aksara, kata akan tetap sama :)

Minggu, 17 September 2017

YOU JUST ONLY HAVE ONE LIFE, JUST LOVE WHAT YOU DO OR DO WHAT YOU LOVE.

"It's Not Right For You"

My head, my head is full of things that I should've done
My heart, my heart is heavy, and it sinks like a stone

She said, "Is this the life you've been dreaming of
Spending half the day away from the things you love?
It's not too late to do something new."

She said, "It's hard enough trying to live your life.
But not following your dreams made you dead inside.
If you don't love what you do."

It's not right, it's not right for you
If you even have to think about it
It's not right, it's not right for you
If you really have to think about it
You got one life to love what you do

My hands, my hands are scarred by things I shouldn't have done
My feet, my feet are weary from all the miles that I've run

She said, "Open your mind, take a look within.
Are you happy with the world that you're living in?
If not, you gotta change what you do."

She said, "And lately I don't see you smiling lot.
Are you happy here with me and the things we've got?
If you can't say that it's true."

It's not right, it's not right for you
If you even have to think about it
It's not right, it's not right for you
If you really have to think about it
You got one life to love what you do

If we don't do something now then we'll never know
If we stay here too long then we'll, we'll never grow old
So, before it's too late and it's killing you, yeah
We've only one life to live. So love what you do

It's not right, it's not right for you
If you even have to think about it
It's not right, it's not right for you
If you really have to think about it
You got one life to love what you do

In the end, in the end
Better hold 'cause you're take it all in
In the end, in the end
You got one life to love what you do
In the end, in the end
Better hold 'cause you're take it all in
In the end, in the end
You got one life to love what you do

https://www.azlyrics.com/lyrics/script/itsnotrightforyou.html

Lirik lagu di atas selalu membuatku semangat. Mungkin bukan semangat, namun membuatku sadar untuk melangkah dengan hati-hati dan lebih memikirkan keungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.
Lirik di atas secara tidak langsung berbicara tentang passion dan ketika berbicara tentang passion, ingatanku terlempar ke tahun 2015. Waktu ketika saya megurus sebuah unit marching band untuk sebuah kejuaran dengan tema passion.
Rumit untuk dibaicarakan. Yang jelas, kini aku hanya kebingungan dengan hal yang sedang terjadi di hidupku.  Okupasi yang sangat tidak sejalur dan semua keberantakan yang membuatku bingung. Semua orang berkata bahwa ini lumrah terjadi karena baru hitungan hari dan minggu. Akan tetapi aku selalu merasa bodoh karena terus mengulangi kesalahan sepele  yang sama. Kadang aku berpikir dengan berlandaskan lirik ini, “apakah ini benar-benar jalanku?” ketika semua sama sekali tidak pernah ada di pikiranku. Dan ketika aku sama sekali tidak pernah siap untuk menghadapi hari esok. Aku mendapati diriku terkungkung dala ketakutan dan kelelahan. Walau ada orang-orang yang pasti memberi semagat dan berkata, ‘tak perlu menangis, semuanya akan dibantu dan segala hal akan selesai’memang tidak ada yang salah, tetapi aku merasa aku bukan aku ketika menghadapi kehidupanku satu bulan terakhir.

Ini buka jalanku tetapi aku tidak bisa begitu saja keluar dan membebaskan diri. Ada beberapa tuntutan yang membuatku harus bertahan dan terus berusaha tersenyum walaupun aku dilanda  kebngunga, ketidakmengertian, dan kelelahan.

Lirik di atas benar-benar menasehatiku untuk berpikir lagi dalam menjalani rutinitas.
Aku terus memikirkan hal yang telah kukerjakan. Aku selalu bertanya,apakah semuanya selesai sebagaimana mestinya? Apakah semuanya benar-benar telah selesai?
Apakah ini kehidupan yang sebenarnya kucari? Jelas tidak. Ini bukan hidupku. Satu bulan iniaku merasa tersesat. Akan tetapi aku tidak bisa kembali ke jalan yang seharusnya kutapaki.  Aku sealu menghabiskan waktuu untuk hal yang tidak pernah aku sukai tanpa support, dan tanpa kehangatan.
Setiap hari kau selalu takut untuk melakukan hal yang belum aku kerjakan. Aku selalu takut dan selalu dihantui oleh hal-hal yang selalu mengejarku. Aku merasa tidak yakin, apakah semua orang merasakan seperti ini? Apa aku terlalu lemah?

Setidaknya, aku telah mencoba.  Karena aku tidak akan pernah tahu jika aku tidak mencobanya. Namun jika nantinya aku telah nyaman dan bisa benar-benar menyesuaikan, mungkin aku akan pergi, aku akan terus mendewasakan diri dengan menempa kemampuanku lagi.


Hidupku hanya sekali, dan aku harap aku mencintai pekerjaanku atau aku mengerjakan hal yang aku cintai.
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 23.11 0 komentar

Kamis, 17 Agustus 2017

Forever 19



Untuk mengawali segala hal memang terasa sulit. Untuk memulai hal yang baru juga terasa berat. Akan tetapi, jika tak pernah berani untuk memulai, tak akan pernah ada pelajaran dan pencapaian.

Akhirnya, saya telah sampai di titik ini. Ketika usia sudah tidak lagi belasan, mungkin saja berhenti, dan tidak mungkin berkurang. Rasa-rasanya belum ada apa-apanya dan belum bisa apa-apa.

Merencanakan membuat hadiah kecil untuk diriku sendiri sebagai penghargaan atas keberanian dan ketangguhan diriku selama ini pun terasa sulit untuk dilakukan. Banyak kegamangan yang terlintas di benak. Apakah bisa? Apakah sukses? Apakah berhasil? Membuat saya terkesan, membuat saya berbenah diri, dan membuat saya menjadi lebih baik.

Pada akhirnya, di malam yang semakin larut dan hari mulai berganti, saya memberanikan diri untuk merajut satu dua kata, mengapresiasi kegagalan dan kebangkitan diri ini selama 23 tahun.

Dua puluh tiga. Ketika kebanyakan teman sudah memiliki okupasi tetap dan membina rumah tangga, saya masih mencoba mencari jati diri. Mencari sesuatu yang ingin benar-benar saya capai dan mencari tujuan untuk umur-umur saya kemudian. Dua puluh tiga.

Tidak pernah sebelumnya terlintas, sudah seperti apa saya di dua puluh tiga? Sudah bekerja kah? Atau melanjutkan studi kah? Keinginan klasik mungkin. Saya rasa setiap manusia di dua puluh tiga pasti punya pemikiran hal tersebut. Ah, satu lagi. Menikah kah? Namun, saya sama sekali tidak berkeinginan untuk mewujudkan keinginan klasik nomor tiga itu sekarang-sekarang (atau bahkan sampai nanti).

Dua puluh tiga. Banyak pengharapan yang tertera dalam angan. Banyak keinginan yang ingin diwujudkan. Namun kenyataannya, di dua puluh tiga ini saya masih ragu untuk melangkah dan gamang untuk memilih. Bisa kah aku menjadi dewasa lagi di dua puluh empat dan seterusnya?

Dua puluh tiga bukan usia remaja lagi. Bukan saatnya lagi main-main dalam hidup dan menggantungkan kehidupan pada orang lain. Dua puluh tiga diharapkan bisa menjadi awal dari segala keberanian dan kesuksesan.

Namun demikian, pertambahan usia tidak selamanya menyenangkan. Saya selalu berpikiran bahwa, usia saya berhenti di sembilan belas.

Mengapa sembilan belas? Bagi saya, sembilan belas merupakan usia puncak ekplorasi dan ekspresi diri. Betapa bahagianya ketika sudah bukan anak-anak (atau remaja picisan lagi) dan bukan pula sebagai orang dewasa dengan beban 'kepala dua'. Sejujurnya, usia terindah saya memang pada sembilan belas. Saya mulai bisa mewujudkan harapan-harapan kecil, mulai belajar berani, mulai tertawa lepas, mulai menjatuhkan diri dalam permasalahan, dan mulai berharap mempunyai kehidupan yang baik.

Sembilan belas menjadi puncak keaktifan. Usia dengan penuh gairah dan energi. Bersemangat, tak gentar, tak takut, dan selalu ingin mencoba.

Andai sembilan belasku bisa kembali. Akan tetapi, usia terus bertambah, mungkin saja berhenti, dan tidak mungkin berkurang. Namun, semangat dan jiwa akan saya atur untuk senantiasa pada sembilan belas, entah ketika dua puluh empat, dua puluh lima, dan seterusnya.

Saya tidak pernah tahu, pada usia berapa saya berakhir. Saya juga tidak tahu dalam kondisi seperti apa nanti usia saya berakhir.

Ada harapan kuat yang ingin saya wujudkan untuk dua puluh tiga dan seterusnya. Menjadi sosok yang terus belajar dan senantiasa memperbaiki diri. Mempunyai banyak teman, bisa membuat bahagia orang-orang di sekitar, dan berbaikan pada kenyataan.

Kehidupan selama dua puluh tiga tahun ini benar-benar terjal dan berliku. Saya harap air mata saya tak pernah lagi keluar jika itu untuk kesedihan dan kelemahan. Saya tidak ingin air mata saya keluar untuk orang yang menyakiti dan untuk kegagalan.

Saya harap di usia dua puluh tiga ini kehidupan senantiasa bahagia layaknya sembilan belas. Semangat berkobar seperti pada sembilan belas. Keceriaan dan kebahagiaan senantiasa terpancar seperti sembilan belas.

Sembilan belas, penghujung usia kepala satu yang penuh gelora dan semangat. Sebelum menginjak kepala dua yang penuh dengan tanggung jawab.

Semoga, seiring bertambahnya usia, saya bisa menjadi lebih baik. Tak pernah ada kado terindah selain doa yang tulus dan keinginan kuat untuk terus memperbaiki diri


Bertambahnya usia bukan perkara pesta dan hura-hura. Ada sejuta tanggung jawab dan kewajiban yang mesti diselesaikan.

Malam kemudian larut bersama awan hitam, bulan, dan beberapa titik bintang. Semoga harapan-harapan saya melebur dan di-aamiin-i oleh mentari fajar.

Aamiin.
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 02.53 0 komentar

Senin, 16 Januari 2017

Introspeksi

Patah hati memang selalu menyakitkan. Patah hati bikin hidup kita berasa berantakan dan ngga berguna lagi. Pernah kan kepikiran, 'kenapa dia bisa setega itu? gue salah apa?' atau 'gue udah minta maaf dan janji ga akan ngulangin kesalahan gue, tapi kenapa dia tetep pergi?' atau 'kenapa sih kita gini-gini aja, kenapa ga bisa bersatu?' atau 'kenapa dia masih jalan ama mantannya? dia ngga mikirin perasaan gue apa?' banyak banget deh penyebab patah hati dan pastinya banyak juga kerugian yang didapat kalo lagi patah hati.

Emang sih, yang namanya move on itu ngga pernah gampang. Yang namanya move on itu pasti susah dan butuh waktu. Semua hal rasa-rasanya butuh waktu kok, kalo lagi pertama masuk sekolah pasti butuh waktu kan, menempati tempat tinggal baru juga butuh waktu. Sama sih sama patah hati dan move on, semuanya butuh waktu. Kita perlu beradaptasi sama suasana baru tanpa si dia. Suasana yang beda, ketika dulu kita masih bisa ngobrol panjang lebar, pagi sore, siang malem, nah, sekarang udah ga bisa. Dulu, kita kalo mau ngapa-ngapain pasti bilang dan izin ke si dia atau minta ditemenin si dia, tapi sekarang udah ngga bisa.  Dulu notofikation chat isinya penuh sama dia semua, sekarang udah bukan.

Ya, semuanya emang butuh waktu buat beradaptasi. Kita butuh waktu buat menyesuaikan diri dengan hal yang ga sesuai dengan kebiasaan. Move on bukan melulu mencari pengganti si dia. Iya, kalo udah ada pengganti tapi pikirannya masih ada dia mah namanya bukan move on. tapi pelariaan. Move on adalah membiasakan diri dari hal-hal yang bukan biasanya menuju ke kebiasaan yang lain.

Gausah lama-lama buat beradaptasi. Ingat lagi tujuan hidup dan ingat  lagi  semua cita-cita.Jangan sampe tujuan hidup kita jadi hancur berantakan cuma gara-gara patah hati dan ga mau move on.Oh iya, ini gue pake kata 'ga mau' ya bukan 'ga bisa' karena semua orang sebenernya bisa move on, bedanya dianya mau atau nggak. Hidup ini kita sendiri yang punya. Jangan biarkan oranglain datang dan merusak tatanan hidup kita. Semua orang yang ada di hidup kita berasal dari stranger, kan? Nah, kalo misalnya dia udah ngga mau lagi ada di hidup kita, ya biarkan dia jadi stranger seperti saat kita belum mengenal dia.

Dia punya jalan cerita sendiri, dia udah bisa pergi dan berjalan sendiri. So, kita juga harus demikian. Kita harus melanjutkan cerita hidup kita dan berjalan lagi tanpa si dia.

Inget-inget lagi deh kalo lagi patah hati, kerjaan kita masih banyak, so, jangan buang waktu buat nangisin orang yang ga mau nangis buat kita. Temen kita masih banyak, so, kalo dia emang udah pergi, berarti lo harus berteman dengan yang lain dan berbagi rasa dengan yang lain. dan jodoh kita pasti ga akan kemana-mana. kalo misalnya dia pergi, dia bukanlah yang terbaik buat kita. dia bisa jadi sosok yang bisa bikin kita jadi jelek. atau masih ada orang yang lebih baik lagi dari dia.

Untuk mengantisipasi sakitnya patah hati, coba deh introospeksi diri lagi. Sejauh apa kita bergaul, sejauh apa kita berteman, separah apa kita bertindak, dan lain-lain. Bisa jadi, semua hal yang terjadi di hidup kita itu balasan dari orang-orang yang pernah kita sakiti juga. Belajar dulu buat ikhlas. Ikhlas menerima semuanya dan berpikir yang baik-baik, berpikir bahwa semua  hal yang terjadi di hidup kita adalah pelajaran. Semua hal  yang terjadi di hidup kita ga pernah sia-sia. Dan semua hal yang terjadi di di hidup kita pasti ada manfaatya.

Coba buat mendekatkan diri sama yang punya hidup. Barangkali Dia cemburu karena kita lebih asik sama makhluk-Nya ketimbang sama Dia. Dia juga pengin kita menangis untuk-Nya, meminta kepada-Nya, dan melakukan segala hal buat-Nya. Coba belajar buat tersenyum walau sebenernya kita lagi sedih. Belajar buat menasehati walau sebenernya kita juga lagi depresi. Belajar buat menyemangati padaha sebenernya kiita juga lagi putus asa.

Hidup ini terlalu indah buat menangisi orang yang ngga mau nangis buat kita. Hidup kita terlalu berharga buat mengharapkan orang yang ga mau lagi ada di hidup kita. It's so simple, mereka pergi, ya biarin aja. mungkin mereka juga pengin membuka lembaran baru dan merasakan hawa baru. walau memang pada praktiknya tak pernah semudah mengetik yha wkwkwk.

Oh, iya,masih banyak yang sayang sama kita. Masih ada Allah yang mau bimbing kitia. dan kita punya diri kita sendiri buat bikin perubahan yang lebih baik di hidup kita.

Teruntuk diriku sendiri yang masih berusaha buat tersenyum, buat tegar, dan membuat semuanya baik-baik saja. Teruntuk sahabatku yang sedang dalam masa sulit.  dan teruntuk semua orang yang merasa sedih, Kita punya Allah yang besar. Kita punya Allah yang kaya. dan kita punya Allah yang sayang :)
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 18.06 0 komentar

Jumat, 13 Januari 2017

Kamu seperti Yogyakarta

Sama sepertimu, Yogyakarta sukar  dilupakan
Sama sepertimu, Yogyakarta menyimpan banyak kenangan
Sama sepertimu, Yogyakarta menenangkan
Sama sepertimu, Yogyakarta tak bisa ditinggalkan
Sama sepertimu, Yogyakarta diidamkan banyak insan
Sama sepertimu, Yogyakarta indah mengesankan
Sama sepertimu, Yogyakarta memiliki makna di setiap arteri nadinya
Sama sepertimu, Yogyakarta tak pernah bosan kupandangi setiap saat
dan sama sepertimu pula, Yogyakarta tak pernah bisa kumiliki seutuhnya.
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 20.00 1 komentar

Sabtu, 07 Januari 2017

CIWIK-CIWIK (setelah lulus)

Dewi Ratnasari Indrianingrum (Calon S.Hut)-Rifqa Hanifa Shiddiqa, S.Si (yang gabisa jawab pertanyaan dosen)-Fraintika Anggraeni,S.S (yang galau tiap hari)
TKP di kosan Rifqa karena kami ditinggal di Fakultas Biologi

Difotoin pacarnya Rifqa
mukanya soimut wkwk

Tersangka kasus pembuatan baso tikus wkwk

Selamat revisian ya ciwi aku yang paling cihuy

Kongkow syantik di cafe. Ketika kami ngumpul terus video call ama Ikha usyalalaaa

Gatau. Tapi suka aja sama foto ini wkwkw

TKI HONGKONG

Fraintika Anggraeni, S.S (yang suka galau tiap hari, job hunter to the max)
Dewi Ratnasari Indrianingrum, calon S.Hut (minion aku yang paling gaje)
Rifqa Hanifa Shiddiqa, S.Si(Finally!!)
Annisya Susanti Putri, A.Md (Juragan SPG wkwkw)

Ceritanya muka-muka bahagia, tapi silakan perhatikan muka dewi wkwkwkw
Kalian adalah sebaik-baiknya ciwi battery wkwkw. yang selalu bangga dengan squad cewe terlengkap di setiap lini. selalukangen sama kegiatan di lapangan. semoga kelak kita punya keluarga masing-masing, kita wajib kongkow bareng yha, sambil  netein berjamaah wkwkw. See you on top, Ciwik :*
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 22.18 0 komentar

Selasa, 03 Januari 2017

Belajar Melupakan

Belum sampai satu minggu, aku sudah tak paham dengan aku yang sekarang. makin kesini, aku makin tersesat di tengah teman-teman lama yang semakin membaru. aku mungkin butuh teman baru yang bisa berada bersamaku selamanya.

Semakin ke sini, aku semakin hilang di tengah keramaian yang semakin tak kupahami. Semakin bingung dengan tawa-tawa yang tak makin tak kukenali.

Memang seharusnya aku pergi dan menata hati agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menata pikiran agar mudah dikendalikan. menata mental agar terus siap menghadapi hal-hal menyakitkan yang tak tahu pasti kapan datangnya.

Seharusnya aku selalu tahu bahwa aku tidak akan pernah di hatinya selamanya atau seharusnya aku terus bersadar diri bahwa aku tidak mungkin berada di pikirannya selamanya. Hari semakin bergulir dan orang-orang semakin membaru. Aku rasa aku yang masih ingin di sini bersama kenangan yang semakin memudar. Kenangan yang segera terganti oleh pengalaman yang semakin menakjubkan dan membahagiakan.

Bagaimana bisa aku masih di sini dengan keadaan seperti ini, yang masih ingin diperhatikan dan disapa pagi sore siang malam. Banyak hal yang bisa dilakukannya dari pada harus meladeniku dengan ucapan selamat pagi atau siang atau selamat makan.

Seharusnya memang aku belajar melupakan. Karena mengingat sendirian itu tak selamanya menyenangkan. Karena menjadi orang pertama yang dilupakan adalah hal yang menyakitkan. Aku akan dikubur bersama kesibukan. Aku akan terkikis denagn orang-orang baru yang selalu berdatangan.

Seharusnya aku menemukan orang baru dan belajar melupakan. Belajar berjalan sendiri dan tertawa sendiri. Belajar tidak mempedullikan. Belajar hidup dengan kemandirian tanpa bantuan orang-orang yang datang sementara.

Aku tak pernah paham jalan pikiran sempitku. Aku hanya takut kehilangan dan takut dilupakan.
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 18.27 0 komentar

Minggu, 01 Januari 2017

2012--2016

Bismilllahirahmanirrahim

Alhamdulillah, ternyata sampai saat ini saya masih diberi kesempatan untuk menghirup udara di awal tahun 2017. Banyak sekali cerita dan kisah selama ini,  terkhusus selama saya berkuliah di kota pelajar, Yogyakarta.

Kini, tiba saatnya saya harus melangkahkankaki sendiri secara mandiri. Tanpa orang-orang yang terbiasa menemani. Tanpa orang-orang yang biasa ada di sisi. 2017 sudah seharusnya menjadi tahun perubahan bagi saya. Menuju kedewasaan yang semakin mantap.

2012 tahun teramat berat bagi saya karena harus berjuang untuk lulus UN dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Ada beberapa nama instansi yang saya inginkan. Pada akhirnya, Tuhan membawa saya ke Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tahun yang penuh dengan keceriaan sebagai mahasiswa baru. Tahun yang 
membanggakan karena ternyata saya bisa masuk ke salah satu universitas terbaik di Indonesia.


2013 tahun teramat mengesankan. Di akhir 2012, saya mendaftar di sebuah UKM yang memang saya geluti bidangnya sejak SMA. Marching Band. Marching Band UGM memberikan banyak pelajaran dan pengalaman kepada saya sejak saat itu. pleton, nontek, pelantikan, section leader, saya mendapatkan banyak hal di tahun 2013. Sampai akhirnya di akhir 2013, impian saya selama ini terwujud karena MB UGM. GPMB. Pertama kali saya menginjakkan kaki di lantai kuning istora. Melewati proses yang sangat melelahkan. TC, Karantina, Konser Pamit, dan banyak lagi proses melelahkan. Hingga akhirnya, proses yang panjang tersebut memberi hasil yang memuaskan. Juara 2 divisi umum.

2014 tahun yang tidak begitu mengesankan. Saya menjalani hari dengan biasa saja. Seperti mahasiswa pada umumnya, seperti anggota marching band pada umumnya. Ah, namun saya bergabung dengan sebuah acara di jurusan. Bulan Bahasa 2014 sebagai staf divisi acara. Sebelumnya, saya tidak pernah tergabung dalam divisi acara. Biasanya, di divisi perlengkapan. Banyak yang terkejut dengan keputusan saya untuk tergabung dalam divisi tersebut. Akan tetapi, walau tidak maksimal, saya bisa melewatinya dan ikut menyukseskan acara Bulan Bahasa 2014.

2015 tahun menakjubkan. Tidak pernah terlintas sebelumnya bahwa saya pada akhirnya menjadi seseorang yang cukup berpengaruh di Marching Band UGM. Saya terpilih dan dipilih menjadi Pengurus Harian Marching Band Universitas Gadjah Mada. Menjadi seorang ketua bidang SDM dan keorganisasian. Sangat tidak mudah untuk menjalani hari sebagai seorang kabid SDM, mungkin tidak akan saya jabarkan di sini. Intinya, banyak pelajaran dan kenangan yang bisa diambil dari perjalanan itu. bukan hanya menjadi Ketua Bidang, di  2015, saya berkesempatan untuk mengabdi ke pelosok negeri. Di perbatasan antara Indonesia-Malaysia selama dua bulan. Bertemu dengan orang-orang yang tak pernah kukenal sebelumnya, menghabiskan waktu tanpa listrik dan sinyal,berbaur bersama masyarakat, amndi di sungai, semua ketradisionalannya membuat saya tak pernah habis bersyukur. Di 2015 juga, MB UGM kembali bertarung di lantai kuning Istora. Sayangnya, saya sudah bukan seorang player lagi. Saya adalah orang yang mengurusi 108 orang yang bermain saat itu. walau hasilnya tidak terlalu memuaskan, namun, ada beberapa catatan sejarah yang berhasil diraih oleh kami. Apapun hasilnya, yang berkesan adalah prosesnya.

2016 tahun yang penuh dengan drama. Mengawali tahun dengan memulai menyusun skripsi, kemudian seminar, kemudian pendadaran, dan akhirnya saya menyelesaikan studi dan mendapat gelar Sarjana Sastra. Tahun yang penuh perjuangan. Ketika saya harus mengungkapkan perasaan yang satu tahun lebih dipendam kepada seseorang yang katanya juga mempunyai perasaan yang sama. Namun, karena terhalang agama dan masa lalu, kami tidak pernah benar-benar bersama. Hanya sepatah dua patah kata yang bisa terucapkan dan menegaskan bahwa kami tak akan pernah bisa bersatu. Setelahitu, banyak drama yang terjadi lagi. 2016 mengajarkan saya tentang kesepian dan perpisahan. Di ujung tahun, saya hampir sendirian dan kehilangan teman. 2016 mengajarkan saya untuk mengambil keputusan dan memilih yang lebih pasti. Oh iya, di tahun 2016 MB UGM menyelenggarakan konser dan saya menjabat sebagai manajer personalia. Walau tak pernah ada rasa memiliki yang pasti, namun saya menghargai jalannya konser dan terus berusaha uuntuk melakukan semua tugas dengan baik. Sampai konser selesai, saya tidak pernah mendapatkan apa-apa.


2017. saya harap saya bisalebih baik lagi, lebih dewasa lagi, dan lebih mengerti makna kehidupan secara umum. Saya berharap mendapatkan teman sejati, teman yang benar-benar ada ketika suka dan duka, teman yang tak pernah membiarkan saya menangis karena sepi. Sepi sangat menyakitkan. Sepi bisa membunuh. 2017. Belum ada gambaran pasti bagaimana hari-harinya akansaya lalui. Semoga menjadi tahun yang ramah dan memberi banyak cerita.
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 16.19 0 komentar
Postingan Lama
Langganan: Postingan (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod