Malam itu, Tiana menyendiri di kamarnya. Dia termenung, meratap dan seolah menyesal. Airmatanya mulai menetes. Satu tetes, dua tetes, kemudian deras. Menangislah dia tersedu-sedu.
Awalnya dia senang
karena dia bisa berkopi darat dengan lelaki yang telah lama ia kenal lewat
jejaring sosial Facebook. Awal perkenalan yang biasa saja, mungkin saking
penasarannya Tiana sering membuka akun facebook si lelaki itu. Sehingga ia mulai
menaruh simpati yang lebih terhadapnya.
Namanya Gaary, lelaki
yang sedang mengenyam pendidikan di fakultas ekonomi, di sebuah perguruan
tinggi di Jakarta. Memang dia yang memulai semuanya. Mulai dari menambah
pertemanan sampai ke chatting. Gaary adalah
sosok lelaki yang baik, supel, pintar dan dia berasal dari golongan yang
berada.
Di siang yang cukup
melelahkan, Tiana sedang duduk di lorong koridor kampusnya sambil iseng membuka
akun faceboooknya. Tiana adalah seorang mahasiswi jurusan sastra di Universitas
negeri di Jakarta. Tiba-tiba WIIIINK, ada seseorang yang memberi chat padanya.
Gaary Alamsyah
Ø
Hai Tianaaa
Tiana sontak kaget, tapi dia langsung
membalasnya
Tiana Prastika
Ø
Eh, hai juga Gaary, waah tumben ngachat
Gaary Alamsyah
Ø
Hehe iseng aja nih Ti, kebetulan kamu juga
lagi online, makanya aku chat
Ø
Gimana kuliahmu ?
Tiana Pratika
Ø
Haha kamu kaya yang ga ada kerjaan aja ya
iseng
Ø
Ehm lumayan menguras waktu nih, sibuk :D
Gaary Alamsyah
Ø
Iya nih lagi free sampe minggu depan
Ø
Waaah kamu sibuk banget yah ?
Tiana Prastika
Ø
Wah enak banget free, pengeeeen
Ø
Lumayan sibuk, tapi ga pake banget :D
Gaary Alamsyah
Ø
Kalo ga sibuk, kita main yuk :D
Tiana Prastika
Ø
Main ? man kemana ?
Gaary Alamsyah
Ø
Ehmmm, ke hatimu :p
Ø
Kemana aja suka2 kamu
Ø
Eh Tiana boleh minta nomernya ga ? Biar kita
ada komunikasi terus
Tiana Prastika
Ø
Oh boleh, ini 08888991122
Gaary Alamsyah
Ø
Oke, makasih Tiana, ntar aku sms kamu ya
Percakapan via dunia maya pun
berakhir. Tak lama kemudian, ponsel Tiana berdering, ternyata Gaary langsung
memberi pesan singkat padanya. Semakin akrablah mereka, walau hanya bisa berkomunikasi
lewat Facebook atau ponsel, tapi mereka sudah sangat akrab.
Sampai, pada suatu hari Gaary mengirim
sms pada Tiana
Gaary : Tia, kita main yuk, kan liburan semester nih
Tiana : Ehm, boleh main kemana ?
Gaary : Besok kita janjian
aja di deket kampusmu jam 10, gimana ?
Tiana : Oke deh
Tiana tak kepalang senangnya karena
akhirnya dia bisa bertemu dengan sosok yang selama ini dikenalnya lewat dunia
maya. Sepanjang malam Tiana tak bisa memjamkan matanya, dia membayangkan
bagaimana besok dia akan pergi main dengan Gaary, pasti sangat menyenangkan. Tapi
dia menemui satu titik dilematis. Dia takut Gaary akan kecewa dengannya. Karena
Tiana merasa ia sangat berbeda dengan Gaary. Tapi segeralah ia tepis prasangka
buruknya. Ia hanya membayangkan betapa serunya “kencan” pertamanya dengan orang
yang dikenalnya melalui dunia maya.
Keesokan harinya, Tiana sudah berdiri
di depan halte depan kampusnya. Jakarta sudah mulai terik, tapi sosok Gaary
belum juga datang. Saking tak sabarnya, Tiana mengirim sms pada Gaary
Tiana : Gaar, aku udah di halte, pake baju kuning
Gaary : Oke sebentar yah, aku lagi di jalan kok, aku pake jaket
biru
Kini, Tiana hanya terfokus pada pengendara
motor berjaket biru. Diperhatikannya setian sepeda motor yang lewat, tak ada
tanda2 bahwa itu Gaary. Mungkin dia harus bersabar lagi. Tak lama kemudian, berhentilah
motor Ninja Hijau didepannya.
“Hei, Tiana !” Serunya dengan tidak
jelas karena masih menggunakan helm
“Eh Gaary, lama amat sih”
“Hehe, lama ya ? maaf deh tadi lampu
merahnya lama banget, ayo buruan naik !”
Tanpa ba-bi-bu Tiana naik di belakang
Gaary. Tiana tidak menyangka pada Gaary asli yang begitu tampan, alisnya tebal,
bibirnya penuh, sorot matanya yang menyeret. Dia merasa tak pantas berasa
dibelakang Gaary dan berboncengan dengannya.
Tapi pagi itu, Tiana mencoba menikmati
jalan-jalannya dengan sang Arjuna dunia mayanya. Ia meninggalkan sejenak
perasaan tak pantasnya. Ia ingin hari ini berjalan dengan indahnya, tak peduli
dengan Gaary, yang mungkin dia malu untuk bersandingan dengan Tiana. Setelah
lelah berjalan2, mereka memutuskan untuk istirahat makan. Selama menunggu
makanan, Tiana tak berani menatap wajah Gaary, ia takut Gaary akan mual jika
melihat wajahnya. Disela-sela menunggunya, tiba-tiba ada seseorang yang
memanggil Gaary
“Hei Gaar !”
Ternyata itu teman SMA Gaary dulu,
namanya Lusi
“Eh Lusi, ngapain lu disini?” tanya
Gaary padanya kemudian bercipika-cipiki dengan Lusi
“Maen sih iseng, sambil nyari buku
referensi buat kuliah”
“oooh, eh kenalin nih, Tiana. Tia ini
Lusi temen SMA ku dulu” Gaary memperkenalkan Tiana pada Lusi
“Hai Tiana” sapa Lusi ramah
“Eh Gaar, lu ga pernah sms si Andin
lagi ? dia nanyain lu tuh” Lusi memulai pembicaraan yang entah apa topiknya,
Tiana berusaha menangkap percakapan mereka, namun dia tidak bisa menangkap
semua isi percakapan anatara Gaary dan Lusi, karena sangking ramainya.
“haha salamin aja deh kalo ketemu”
canda Gaary
“woo dasar sombong lu ah, eh gue duluan
yah, masih ada janji nih”
“loh, gamau ikut gabung ama kita nih ?”
bujuk Gaary
“haha makasih deh, gue gamau ngerusak
acara kalian, selamat ngedate deh hehe” canda Lusi
“yaudah lu hati2 ya”
Oke, byeee!”
Lusi pun meninggalkan Gaary dan Tiana,
kemudian menghilang ditelan kerumunan orang2. Tiana mencoba menangkap dan
mengingat2 percakapan Lusi dan Gaary tadi. Tiana penasaran, siapa sebenarnya Andin
? jangan-jangan pacarnya, atau gebetannya atau bahkan mantannya. Tiana mengira2
dengan serius. Dia benar-benar penasaran dengan sosok Andin. Setelah makan,
mereka memutuskan untuk pulang. Gaary mengantar Tiana sampai depan rumahnya.
“makasih ya Gaar, udah nemenin
jalan-jalan”
“haha iya sama-sama, malah harusnya
aku yg bilang begitu, kan aku yang ngajak”
Tiana hanya tersenyum paksa, ia seolah
tidak ingin berpisah dengan Gaary. Ia masih ingin bersama Gaary. Tapi apakah
Gaary punya perasaan yang sama dengannya, ia tak tau, ia juga tak mau
keegoannya terlihat
“ehm, mau mampir dulu ga ?” tawar
Tiana tak serius
“heh ngga deh makasih, ngga enak ama
keluarga kamu”
“beneran nih? Haha oke yaudah klo ga
mau”
“yaudah aku pulang dulu yah, bye”
“hati-hati yah”
Tiana ingin tampak mesra seperti
seorang kekasih, tapi tidak mungkin.
Setelah itu, ia beranjak menuju
kamarnya dan membuka laptop kemudian membuka akun Facebooknya, ia mencoba
mencaritau siapa sebenarnya Andin itu. Ia sapu tiap halaman facebooknya, kemudian
ia mencari tau pada akun Gaary. Ia buka semua album foto facebook Gaary, dan
benar saja, banyak sekali foto-foto mesra Gaary dengan seorang wanita cantik
yang entah siapa namanya. Pada hari itu Tiana belum berhasil menemukan siapa
Andin.
Beberapa hari kemudian, akhirnya Tiana
menemukan akun Andin, nama akunny Andini Gerossa. Tapi tidak ada satu
petunjukpun tentang status dia dengan Gaary. Tapi bagaimanapun ia harus sadar
diri dan mundur dari semua yang diharapkannya. Jangan sampai ia jatuh cinta
pada Gaary, karena ia dan Gaary beda derajat. Ia harus sadar. Lagipula Andin
jauh lebih cantik darinya, sehingga mustahil untuk Gaary melirik Tiana. Bahkan
memilihnya menjadi kekasihnya. Itu mustahil. Itu hanya mimpi Tiana belaka.
Tiana sebenarnya sadar bahwa ia telah
menaruh rasa pada Gaary. Tapi perasaan itu harus cepat-cepat di kubur, di bakar
dan dimusnakan dari lubuk hatinya. Ia harus sadar diri.
Dimalam yang cukup dingin, Tiana
menunduk dalam-dalam, mencoba mengusir perasaan yang sudah terlanjur berparasit
dihatinya. Namun hal itu tak mudah, ia merasa bodoh karenanya. Ia mulai
tersedu, airmatanya mulai menetes, satu tetes, dua tetes, kemudian mengalir
dengan derasnya. Ia masih berkemelut dengan pikirannya, Gaary pasti sudah tak
mau berkomunikasi lagi dengannya. Gaary pasti merasa jijik dengannya. Tiana
menangis dalam kegalauan yang mendalam. Ia harus bangkit dan melupakan Gaary. Ia
mencoba menghibur dirinya sendiri dan menenangkan hatinya.
Namun tiba-tiba ponsel Tiana
berdering. Ada satu pesan yang berbunyi
Gaary : Hai Tiana, Minggu besok main lagi yuk
-SELESAI-
Haha ini cerpen abal-abal selamat bingung, maklum newbie :p
0 komentar:
Posting Komentar