Salah satu akun twitter milik sebuah radio bilang kalo hari ini adalah hari Bapak Nasional, kemudian dia bertanya, "Jika di depanmu ada Bapak, apa yang kamu ingin katakan ?"
Sebenarnya, aku ngga follow akun tersebut, tapi aku ngga sengaja liat salah satu temanku meretweet kiriman tersebut.
Aku langsung follow. Emang murahan banget aku !
Aku speechless sesaat !
Ayah. Lama sekali aku ngga ketemu dia. Bahkan ngga akan pernah ketemu lagi. Cuman berharap lewat mimpi untuk bertemu dengannya.
Ayah. Sungguh, aku rindu hebat padanya. Sosok yang ekstra kuat ! Sosok panutan ! Sosok yang ngga bisa dilupakan.
Aku ingin merespon tweet tersebut, apa jadinya jika benar ada ayah di depan mataku ? Sekarang ?
Aku mungkin akan memeluknya erat-erat dan ngga akan aku lepas lagi. Ngga mau kehilangan untuk kedua kalinya.
Aku akan memberitahu padanya kalau aku sudah besar sekarang. Aku bukan lagi sosok anak kecil yang cengeng ketika ia meninggalkanku. Aku sekarang sudah bisa berjalan sendiri. Walau masih tertatih. Walau aku belum sehebat apa yang ia harapkan, tapi aku ingin memberitahu bahwa aku sedang dalam proses menuju kesana.
Ayah.
Sering aku memikirkan, sedang apa ia di alam sana ?
Merindukan ku kah ? merindukan ibu ku kah ? merindukan adik-adikku kah ?
menyesali perbuatan salahku kah ? sedang menunggu aku dan keluargaku dalam kedamaian kah ?
Aku rindu dahsyat pada Ayah.
Ah, Ayah.
Sering aku iri pada teman-temanku yang lain yang orangtuanya masih lengkap. Dulu sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, aku tak pernah membayangkan bagaimana jadinya jika salah satu orangtuaku pergi. Pergi saja. Tidak hilang. Aku tak bisa membayangkan, akan seperti apa aku nanti. Aku selalu beranggapan bahwa, orangtuaku akan lengkap selamanya. Selamanya. Mereka akan datang di hari perpisahan sekolah, akan mengantarku ke sekolah baru, datang ke acara kelulusanku, bangga saat aku di terima di universutas yang aku inginkan dan mereka mengantarku dengan suka cita.
Tapi itu hanya anggapan dan harapanku saja. Tuhan memiliki gantchart yang dahsyat. Ia memanggilnya saat aku kelas satu SMA.
Kini, aku sering melihat temanku ditelpon ayahnya, bercerita tentang ayahnya, dan bercerita bagaimana mereka akrab dengan ayahnya. Aku juga demikian, namun aku hanya flashback "dulu, waktu ayahku ada..." sekarang *aku harap* dia telah tenang menuju surga.
Aku tanpa ayah, akan jadi sosok yang paling dipanuti, tapi aku terseok.
Ayah. Aku sayang sekali padamu.
Ibu sering bilang, ayah sangat sayang padaku. Aku menjadi anak kesayangan ayah. Ah Ayah ! You"re the real Superhero !!
Sebenarnya, aku ngga follow akun tersebut, tapi aku ngga sengaja liat salah satu temanku meretweet kiriman tersebut.
Aku langsung follow. Emang murahan banget aku !
Aku speechless sesaat !
Ayah. Lama sekali aku ngga ketemu dia. Bahkan ngga akan pernah ketemu lagi. Cuman berharap lewat mimpi untuk bertemu dengannya.
Ayah. Sungguh, aku rindu hebat padanya. Sosok yang ekstra kuat ! Sosok panutan ! Sosok yang ngga bisa dilupakan.
Aku ingin merespon tweet tersebut, apa jadinya jika benar ada ayah di depan mataku ? Sekarang ?
Aku mungkin akan memeluknya erat-erat dan ngga akan aku lepas lagi. Ngga mau kehilangan untuk kedua kalinya.
Aku akan memberitahu padanya kalau aku sudah besar sekarang. Aku bukan lagi sosok anak kecil yang cengeng ketika ia meninggalkanku. Aku sekarang sudah bisa berjalan sendiri. Walau masih tertatih. Walau aku belum sehebat apa yang ia harapkan, tapi aku ingin memberitahu bahwa aku sedang dalam proses menuju kesana.
Ayah.
Sering aku memikirkan, sedang apa ia di alam sana ?
Merindukan ku kah ? merindukan ibu ku kah ? merindukan adik-adikku kah ?
menyesali perbuatan salahku kah ? sedang menunggu aku dan keluargaku dalam kedamaian kah ?
Aku rindu dahsyat pada Ayah.
Ah, Ayah.
Sering aku iri pada teman-temanku yang lain yang orangtuanya masih lengkap. Dulu sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, aku tak pernah membayangkan bagaimana jadinya jika salah satu orangtuaku pergi. Pergi saja. Tidak hilang. Aku tak bisa membayangkan, akan seperti apa aku nanti. Aku selalu beranggapan bahwa, orangtuaku akan lengkap selamanya. Selamanya. Mereka akan datang di hari perpisahan sekolah, akan mengantarku ke sekolah baru, datang ke acara kelulusanku, bangga saat aku di terima di universutas yang aku inginkan dan mereka mengantarku dengan suka cita.
Tapi itu hanya anggapan dan harapanku saja. Tuhan memiliki gantchart yang dahsyat. Ia memanggilnya saat aku kelas satu SMA.
Kini, aku sering melihat temanku ditelpon ayahnya, bercerita tentang ayahnya, dan bercerita bagaimana mereka akrab dengan ayahnya. Aku juga demikian, namun aku hanya flashback "dulu, waktu ayahku ada..." sekarang *aku harap* dia telah tenang menuju surga.
Aku tanpa ayah, akan jadi sosok yang paling dipanuti, tapi aku terseok.
Ayah. Aku sayang sekali padamu.
Ibu sering bilang, ayah sangat sayang padaku. Aku menjadi anak kesayangan ayah. Ah Ayah ! You"re the real Superhero !!
0 komentar:
Posting Komentar