Memang benar apa kata Pram, orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan
dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Aku ngga akan bercerita
tentang menulis, tapi aku pengen mengakui, aku suka menuangkan sesuatu dalam
kata. Karena kata selalu akan jadi alat untuk bernostalgia ke masa lampau :’)
itu terbukti :D
Sekarang, Kamis, 20 Februari 2014. Taun lalu, tepatnya
tanggal 29 Februari 2013 SK aku sebagai section leader (seclead) dibacakan di apel tutup. Bersama sekitar 7-8
orang yang lain. Aku sebagai section leader Battery Percussion. Entah atas
dasar apa petinggi-petinggi saat itu memilihku. Aku benar-benar tak habis
pikir. Aku sebenarnya tak mau jika harus menjabat sebagai itu lagi, mengingat
saat SMA aku pun punya jabatan seperti itu.
Menjadi section leader battery MBUGM sangat tidak mudah,
memang tak ada yang mudah ketika menjalankan tugas sebagai seclead. Battery,
terbilang section yang bandel, nakal, pecicilan, petakilan dan sebagainya yang
mendeskrpsikan tidak bisa diatur. Tugasku memang hanya sekadar menjarkom
mereka, itu mungkin yang mereka tau. Namun, aku punya beban yang cukup berat.
Aku harus menyatukan mereka dan baru aku tau belakangan, tugasku paling tidak
beres diantara seclead section lain, maupun seclead battery rotasi atas. Ya,
aku gagal. Battery baru terbentuk nonteknya di pertengahan Oktober. Oktober,
bahkan karantina di Septemberpun nontek battery belum terbentuk. Menyesal,
jelas. Tapi aku tak akan pernah kembali menjadi seclead atau mengatur waktu.
Benar kata mas Bagus tadi, waktu adalah hal yang sangat berharga. Melebihi
apapun.
Tapi aku tak lantas menerima mentah-mentah kegagalanku. Aku
memang gagal, dari segi nonteknis maupun teknis. Kasarnya, tak ada yang bisa dibanggakan
dariku. Sama sekali. Tapi, di balik itu semua, aku mendapat pelajaran, walau
hanya remah-remah, setidaknya ada hasil yang aku petik dari proses setahun
kemarin. Aku menemukan orang-orang yang hebat disini. Aku menemukan Mas Dyas
sebagai pelatih. Dia sabar, bahkan aku tak pernah mendapatinya marah. Hanya dua
kali seingatku. Dulu sekali saat masih baru-baru, dia sempat membentak dan
karantina di Solo kemarin, dia hampir tak mau bertemu dengan anak-anaknya.
Tapi, ya itu memang kesalahan kami yang terlampau keterlaluan. Lalu ada Rifqa,
Ikha, Dewi, dan Nisot teman perempuan sebattery, kami menamai diri kami sebagai
Ciwi Battery. Hanya untuk lucu-lucuan. Sebenarnya masih ada mbak Farah, tapi
kami beda rotasi. Aku selalu bilang pada mereka bahwa aku tak punya teman
selain mereka. temanku hanya ada di Marching Band. Karena hanya dengan mereka
lah aku bisa berbaur. Mereka menjadi penyemangat tersendiri buatku. Lalu ada
Natan, Irfan, Upik, dan Zumar, teman line ku di Bassdrum, mereka semua
menyebalkan. Tak ada yang tidak. Tapi mereka squad yang keren. Kami satu
rotasi, bersama-sama dari awal latsar sampai GPMB selesai. Itu suatu yang
sangat aku banggakan. Walau mereka menyebalkan, tapi mereka selalu jadi yang
terhebat. Ada Aji, Aris, Bang Farid, Mas Mursyid, Mas Bagus, Mas Samy, dan Mas
Husen. Mereka punya keunikan sendiri-sendiri yang benar-benar membuat battery
menjadi benar-benar battery. Ya, seharusnya aku bisa menyatukan berbelas orang
itu. Tapi nyatanya aku tidak mampu.
Battery. Aku selalu bangga jadi battery. Seperti kata
pelatihku, Mas Dyas. Dia selalu bangga menjadi seorang battery, begitu pula
denganku. Tapi dia berbeda, dia memberi banyak kontribusi untuk unit, sedangkan
aku, hanya membawa record buruk. Aku tak bisa membawa battery sesolid yang
battery-battery sebelumnya mau.
Sekarang, masa jabatanku sebagai seclead akan segera dilepas
dan diturunkan dan digantikan dengan anggota baru nantinya. Jujur, aku sedih.
Aku akan kehilangan salah satu rutinitasku. Memberi info pada teman-teman
battery. Menjarkom, print partitur, print chart display dan mau tak mau,
tabungan sedikit terkuras untuk itu, memarahi temanku yang tak jelas
keberadaannya,dimarahi pelatih, bahkan aku harus mengorbankan semua waktu
liburanku. Aku selalu mengerjakan semua itu tanpa berpikir bahwa kegiatan itu
akan berakhir. Pernah sih, sesekali, aku mengeluh. Tapi aku selalu berpikir
lagi, ini memang kewajibanku, dan ini akan jadi pengalaman tersendiri buatku.
Menghadapi mereka memang harus mempunyai kesabaran yang
ekstra. Walau mereka menyebalkan, tapi harus aku akui, kalau mereka tak
menyebalkan bukan battery namanya. Aku sangat mewajarkan dan memaklumi hal itu.
Ya, intinya kini, aku akan kehilangan rutinitasku, padahal
kerjaku belum tuntas. Aku tak tuntas mengerjakan pekerjaanku. Aku merasa gagal.
Jujur, aku sangat sedih, jika ada kesempatan sekali lagi, aku akan
memperbaikinya. Itu pasti. Tapi tak lagi kesempatan lagi jadi seclead.
Dulu, apa Mbak Farah juga merasakan hal yang sama denganku ?
entahlah, mungkin tidak, mungkin ia tuntas.
Terimakasih, Batt. Telah mau bekerjasama denganku selama
kurang lebih satu tahun kemarin. Kalian selalu jadi yang terhebat buatku. Terimakasih mau terganggu dengan sms-sms ku
hampir tiap malam, yang bahkan kalian benar-benar tak membaca atau malah
langsung menghapusnya. Smsku mungkin memang tak ada bedanya dengan sms operator provider, ya :’). Terimakasih, telah memberiku banyak
pelajaran. Terimakasih atas semua canda tawa sedih susah bahkan ada airmata,
kalian bukan temanku. Kalian keluargaku.
![]() |
Nontek di Pantai Depok |
![]() |
Event Boyolali |
Event Maba |
Semoga seclead battery selanjutnya lebih baik dariku. Semoga seclead selanjutnya akan membawa battery pada kesolidannya seperti dulu. Semoga J