skip to main | skip to sidebar

About me

Foto Saya
Fraintika Anggraeni
Fraintika Anggraeni kerap disapa Weje, Atun, atau Tuk-tuk. Punya persepsi sendiri tentang segala hal, tapi selalu terbuka terhadap persepsi orang lain. Tiap tahun ada masanya. Tiap masa ada tahunnya. Belajar legowo dan terima kenyataan :)
Lihat profil lengkapku

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan
Komentar
    Atom
Komentar

Kalendar

research paper essay Free Calendar

Clock clock

Archivo del blog

  • ► 2017 (7)
    • ► September (1)
    • ► Agustus (1)
    • ► Januari (5)
  • ▼ 2016 (13)
    • ► Desember (4)
    • ► April (1)
    • ► Maret (3)
    • ▼ Februari (2)
      • BERCANDA
      • HA!
    • ► Januari (3)
  • ► 2015 (14)
    • ► September (2)
    • ► Juni (2)
    • ► Mei (2)
    • ► April (2)
    • ► Maret (2)
    • ► Februari (4)
  • ► 2014 (49)
    • ► November (2)
    • ► Oktober (2)
    • ► Agustus (3)
    • ► Juni (11)
    • ► Mei (4)
    • ► April (11)
    • ► Maret (6)
    • ► Februari (4)
    • ► Januari (6)
  • ► 2013 (40)
    • ► November (5)
    • ► Oktober (3)
    • ► September (3)
    • ► Juli (3)
    • ► Februari (23)
    • ► Januari (3)
  • ► 2012 (30)
    • ► Desember (1)
    • ► November (11)
    • ► Oktober (6)
    • ► September (12)
  • ► 2010 (2)
    • ► November (1)
    • ► September (1)

Label

  • Cerpen (2)
  • Curhats (30)
  • Informatif (2)
  • Me and My Friends (7)
  • Owl City Lyrics (5)
  • Puisi (11)

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Info

Rumah Dijual di Bintaro

Pengunjung

27881

Lencana Facebook

Fraintika Anggraeni

Buat Lencana Anda

F R A I ' S

Ketika perkataan bisa berubah di lidah, namun dalam aksara, kata akan tetap sama :)

Sabtu, 13 Februari 2016

BERCANDA

Bercanda. Siapa sih yang ga suka bercanda. Bercanda itu bisa bkin kita makin deket sama temen-temen dan sahabat-sahabat kita. Ngga jarang, bercanda juga bisa bikin dua orang yang belum kenal jadi kenal. Hahaha. Semua orang suka bercanda. gue juga suka.

But, wait. Ngga semua orang punya selera dan cara bercanda yang sama. Bahkan sebagian dari kita bisa menyalahartikan bercandaan itu. Hm. Ini bukan  tulisan yang buat dibawa serius sih, but,  gue adalah salah satu korban bercanda. Bukan korban, guenya aja yang kegeeran wkwk.

Yes, di masa sekarang, semua orang dipaksa untuk membuka pikiran seluas-luasnya. Tuntutan lah ya. Semua orang punya pendapat, makin banyak aliran-aliran dan golongan-golongan keagamaan yang menuntut kita supaya ngga gampang terjerumus. Dunia makin kejam itu kalo kita ngga bisa buka pikiran kita seluas-luasnya. Coba aja kalo kita bisa buka cara pandang kita, kita pasti bakal melihat semua fenomena ini sebagai kegiatan dan keanekaragaman sosial. (Halah malah jadi kesitu)

Jadi ceritanya, ini gue baru baca di salah satu grup komunitas gue. Jadi, intinya ada seseorang yang ngga terima, kenapa masih ada cowo yang membiarkan dirinya dibercandain (diceng-cengin, dicieciein)  sama cewe yang menyebabkan si cewe malah baper. Kemudian, salah satu temen gue bilang, “Kaya gitu tuuh cuman bercanda kok. Buat lucu-lucuan aja”. Di satu sisi gue setuju tapi di satu sisi gue juga kasian. Ya bayangin aja, perasaan orang kook dimain-mainin. Baper ngga semudah itu. Susah lho sebenernya buat ngga baper. Apalagi kalo udah dicie-ciein, terus masih suka ketemu, terus ditanggepin.  Hahaha, kelar hidup w kalo gitu. Yes, it’s happen to me but I already wake up now.  Di sisi lain, mungkin orang-orang itu butuh hiburan atau menginginkan babak yang lebih seru lagi. Ya, balik lagi aja ke pemikiran dan ke sikap kita lagi.

Apalagi sekarang banyak banget orang yang make kata umpatan sebagai bahan bercandaan. Ya, kayanya ini jadi bahan papernya salah satu dosen gue atau ada  di salah satu buku teori waktu gue kuliah. Fenomena kebahasaan sih, haha. Tapi ini bukan tulisan serius, oke. Ya, sekarang toh banyak banget orang yang menggunakan kata “Anjing”, “babi”, “bangsat” sebagai bahan bercandaa. Haha, dari jaman nenek gue masih pake tanktop juga udah ada kali ya. Tapi bagi sebagian orang akan berpendapat, “ewh it’s so rude” and then, let’s we go back to our own perspective.

Bercanda itu hak siapa saja dan kebutuhan siapa saja. Akan tetapi, ada baiknya jika tak menyangkut perasaan orang lain atau membawa perasaan orang lain dalam candaan. Sungguh deh ya, candaan itu bakal ngga lucu kalo akhirnya menyakiti hati orang lain. Sebagai orang yang lama hidup di dunia per-battery-an *anak marching pasti tau*, gue sudah bolak balik dijadikan bahan bully-an dan sekadar jadi bahan tawaan mereka. it’s okay, but aku selalu berharap mereka akan merasakan kesakitan yang luar biasa ketika mereka dijadikan candaan. Bukannya gue dendam, tapi gue yakin kok roda itu berputar. Mungkin aja gue suka nyakitin orang lain makanya gue disakitinnya begini. Ya gitu deh, gue mencoba membuka lebar-lebar pemikiran gue. Hal itu juga yang sebenarnya bikin kita terhindar dari yang namanya baper.

Haha, this is so fuck yeh, omongan gue kemanaa-mana. Gapapalah, sekali-kali gue curhat pake bahasa begini.

Dan intinya, gue baru tersadar bahwa selama satu tahun ini kebaperan gue ditertawakan oleh pihak-pihak yang haus hiburan. And now I know if I baper I lose. Dan jika gue makin baper dan larut dalam kegalauan, i really fucking loser.


Nah, teman-teman. Buka pikiran kalian. Bercanda (seharusnya) ada batasnya.
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 12.35

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod