skip to main | skip to sidebar

About me

Foto Saya
Fraintika Anggraeni
Fraintika Anggraeni kerap disapa Weje, Atun, atau Tuk-tuk. Punya persepsi sendiri tentang segala hal, tapi selalu terbuka terhadap persepsi orang lain. Tiap tahun ada masanya. Tiap masa ada tahunnya. Belajar legowo dan terima kenyataan :)
Lihat profil lengkapku

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan
Komentar
    Atom
Komentar

Kalendar

research paper essay Free Calendar

Clock clock

Archivo del blog

  • ► 2017 (7)
    • ► September (1)
    • ► Agustus (1)
    • ► Januari (5)
  • ► 2016 (13)
    • ► Desember (4)
    • ► April (1)
    • ► Maret (3)
    • ► Februari (2)
    • ► Januari (3)
  • ► 2015 (14)
    • ► September (2)
    • ► Juni (2)
    • ► Mei (2)
    • ► April (2)
    • ► Maret (2)
    • ► Februari (4)
  • ► 2014 (49)
    • ► November (2)
    • ► Oktober (2)
    • ► Agustus (3)
    • ► Juni (11)
    • ► Mei (4)
    • ► April (11)
    • ► Maret (6)
    • ► Februari (4)
    • ► Januari (6)
  • ► 2013 (40)
    • ► November (5)
    • ► Oktober (3)
    • ► September (3)
    • ► Juli (3)
    • ► Februari (23)
    • ► Januari (3)
  • ▼ 2012 (30)
    • ► Desember (1)
    • ► November (11)
    • ► Oktober (6)
    • ▼ September (12)
      • Doaku dari sini, Bu
      • Dengan Sepedaku
      • Owl city lirik
      • Rasanya Masih Sama
      • AKU MERINDUKAN KALIAAAAAAN
      • Is It Satnite ? Really ? :(
      • Ngegalau yuk :D
      • DOA JUMAT PAGI
      • Seharusnya tidak begini
      • Kamis kelabu
      • Tentang aku dan sahabatku
      • Saya Datang Kembali
  • ► 2010 (2)
    • ► November (1)
    • ► September (1)

Label

  • Cerpen (2)
  • Curhats (30)
  • Informatif (2)
  • Me and My Friends (7)
  • Owl City Lyrics (5)
  • Puisi (11)

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Info

Rumah Dijual di Bintaro

Pengunjung

27800

Lencana Facebook

Fraintika Anggraeni

Buat Lencana Anda

F R A I ' S

Ketika perkataan bisa berubah di lidah, namun dalam aksara, kata akan tetap sama :)

Minggu, 30 September 2012

Doaku dari sini, Bu

Minggu pagi. Masih dingin. males rasanya buat beranjak dari tempat tidur dan melepaskan selimut untuk mengambil air wudhu. Ya tapi itu harus. Seusai sholat, aku memutuskan buat tidur lagi. dingin banget hari ini. Tapi baru lima menit aku mencoba memejamkan mata, Ibuku menelpon.Ibu memang janji mau menelpon pagi ini untuk memberiku sedikit amalan dzikir. Setelah ibu selesai memberiku wejangan, aku langsung membuka pembicaraan
"bu, semalem dia pulang ?"
"ngga tik. Gatau, katanya di jalan ama anak-anaknya, mana ibu ga ada uang lagi"
ya ampuuun, padahal aku baru aja mau minta uang buat keperluan2 besok
"emang jalan kemana bu ?"
"ya gatau, kemaren pulang malem langsung pergi lagi, baju-bajunya dimasukin semua ke tas"
"ibu ga nanya dia mau kemana ?"
"nanya sih 'mau kemana?' ya ittu katanya mau main ama anak-anaknya. padahal dari kemaren-kemaren ga pulang-pulang, ade kamu aja ga sekolah. ibu ga punya uang. ademu yang satunya cuman ibu kasih pas-pasan  ongkos berangkat, mungkin disekolah dia pinjem ketemennya"
airmataku mulai menetes
"dari tanggal 24 ibu ga punya beras. ibu cuman makan mie berdua ama ademu, ademu yang satunya biar makan nasi"
aku menangis. sampai saat aku mengetik inipun aku menangis.
"kemaren pas ibu mau rapat di sekolah ademu, dia ga pulang, ibu cuman dikasih uang pas-pasan"
ya Allah, sampai segtunya kah dia ? dimana rasa tanggung jawabnya ? mana janjinya yang dulu ? ya Allah, tega sekali dia berlaku seperti itu ke keluargaku. Ya Allah, rasanya aku ingin pulang menemani ibuku.
"tik, di lemari ada uang 50rbu, kata kamu itu ibu pake aja atau ngga, soalnya ibu udah ga punya apa-apa"
ujarku, buat apa kalo ga dipake. itu buat makan, buat menyambung hidup, ya pake aja. lagian ibu istrinya dia !
"tapi ibu takut dikira maling, kemaren aja dia bilang begitu ke ibu, waktu semua hp nya ibu sita. abisnya dari waktu yang dia ga pulang-pulang, ibu sms ga di bales, di telpon ga diangkat"
Ya Allah, sebegitunya perlakuan dia terhadap ibu ku dan adik-adikku ?
"eh apa ibu pake, terus nanti ibu ganti, kan sekitar hari senin atau selasa mungkin ibu gajian"
sekali lagi aku nyebut. airmataku tambah deras saja. ya Allah, kenapa kau kirim dia ke keluargaku ? dia cuman bawa sengsara ya Allah. Dia tidak seperti apa yang aku kira, Ku kira dia bisa menjaga dan melindungi ibukku dan adik-adikku sepeninggal aku ke Jogja. Dia tidak seperti ayahku. Dia bahkan bukan orang baik. Ya Allah, aku langsung teringat makam ayah, yang lebaran lalu adalah kali terakhirku berunjung kesana. Ya Allah, kenapa jadi begini ? ingin rasanya aku menyuruh ibuku untuk melepaskan diri darinya. Airmataku deras, hidungku mampet, dadaku sesak.
"iya mungkin bisa begitu bu" jawabku pendek, aku ga mau ibu tau kalo aku menangis, karena aku ga pernah  mau terlihat menangis di sepan siapapun.
"kamu disana masih ada uang ga ?"
lebih baik aku berbohong kali ini
"masih kok, udah gausah dipikirin aku mah"
"yaudah hati-hati disana, uangnya di hemat"
kata-kata yang sudah lumrah ku dengar sejak SMP
"yaudah, ibu mau ke warung dulu yah"
suara diseberang sana berhenti dengan nada tut...tut...tut... ibu telah mematikan teleponnya.
aku masih menangis. benarkah ini tejadi di kehidupanku ? apa ini adalah dunia mimpi dan aku belum terbangun ? atau ini salah satu episode di sinetron-sinetron ? Ya Allah, ini memang dinamika kehidupan. Aku mohon lindungilah ibu dan adik-adikku ya Allah. Aku janji, selepas aku dari sini, akan ku lepas ibuku dari jeratannya. Aku gamau ibu kenapa-napa. Aku cuman punya ibu. Ayah udah ngga ada. Dan aku harus ngejaga mereka.. ingin rasanya aku nyanyikan sajak dibawah, setidaknya untuk mewakili rasa piluku terhadap apa yang terjadi saat ini. Ibu, aku ingin memelukmu, dan aku ingin menjadi sandaranmu kala kau menangis. Ibu kau sosok yang super. Aku mau menjadi sepertimu, Ibu :(



SAJAK BUAT BAPAK TIRI

Pagi ini yang dingin, bergulir siang yang terik
kau disana dengan dengki yang menarik-narik
sedang aku disini hilang kendali, tercabik-cabik
mentari makin condong ke barat
cekikanmu makin kuat
aku sudah tak kuat, aku sudah tak sehat, makin melarat
kau itu harusnya perisai
kau itu tudungsaji yang melindungi satai dan petai
kau itu galah saat kami lunglai
bukannya membantai
dan hidup berkalang bangkai
pak, aku ingin melihat sinar mentari esok
aku masih mau bernafas walau terseok
pak, kasihani saya dan ibu saya
bapak saya telah mati pak,
jangan tambahi beban kami
ibuku makin sayu
padahal kemarin ibu senyum melulu
ibuku makin kurus
pipinya tirus
pak, dimana hatimu
dimana semua janjimu
hatimu mungkin sudah beku
janjimu sudah tak berlaku
pak, bukan nanti yang aku cari
tapi
aku mau besok aku masih melihat matahari
dan ibu senyum lagi
jangan sakiti lagi
kasihani kami
karena bapakku telah mati
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 07.01
Label: Curhats, Puisi

2 komentar:

Sarah Nur Afifah mengatakan...

wejeeeee kita pasti KUAT !!!

3 Oktober 2012 pukul 07.05
Fraintika Anggraeni mengatakan...

we are the strong women rite !!

3 Oktober 2012 pukul 09.34

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod