Mungkin ini kali pertamanya gue
bergalau ria. Rasanya ngga enak, ngga konsen ngapa-ngapain dan cenderung
emosional. Mungkin lewat ini Allah memberi gue pelajaran yang ga bisa gue dapet
dimanapun ! lewat ini gue diajarin buat lebih dewasa dan bisa menghargai arti
kata berjuang, ikhlas dan bersyukur.
Simple sih masalahnya. Tapi hal ini membuat gue galau sepanjang hari.
Tanggal merah dan kereta api
ekonomi jurusan Yogya-Jakarta. Sangat merepotkan
memikirkannya. Gue adalah manusia yang ga pernah mau tau yang namanya RIBET. Tapi
gue sadar, hidup tuh ga ada yang mulus. Mau ga mau gue harus belajar keluar
dari zona nyaman, untuk sekedar mencari pelajaran-pelajaran yang ga di kasih
sama dosen. Pelajaran yang lebih berharga ketimbang gelar S.Hum, atau S.S .
Karena inilah yang namanya hidup.
Penuh dengan dinamika. Loyalitas, ambiguitas, relativitas. Dan hidup itu mengajarkan
kita bagaimana cara untuk survive di
area kelabu. Ga mungkin hidup itu putih terus. Orang juga bosen kali. Aaah kegalauan,
yang benar-benar membangkitkan akal sehat gue buat berpikir, bahwa hidup itu
perih, dan itu berlaku seumur hidup.
Gara-gara kereta Progo yang ngga
jelas keberadaan dan statusnya, pikiran gue kemana-mana. Imajinasi gue emang
terlampau liar, dan terlalu liar malah. Kalo situasi lagi gini, berasa pengen
punya kantong ajaib Doraemon, dan gue mau minta “Pintu Kemana Saja”-nya. Gue
sadar ini tulisan gue ngaco, dan ngga berbobot sama sekali. Ah persetan dengan
semua itu, sekali lagi gue pertegas, INI SEMUA GARA-GARA KERETA PROGO. Realitas
yang benar-benar pahit, lebih pahit dari buah mengkudu atau empedu kambing
mungkin. Harus berani keluar dari zona nyaman, demi mendapatkan kotoran yang
membuat kita menghargai kata “HIDUP”
0 komentar:
Posting Komentar