Mungkin ini yang namanya rindu. Ketika konsep "teman" di antara kita membuat baik aku atau kamu tak punya hak untuk mengungkap rindu. Ini sudah ada di ujung. Di pucuk. Aku benar-benar merindu. Konsep "teman" yang betah berlama-lama tersandang di antara kita membuat aku tak pernah bisa nyaman dengan segala kerinduan ini. Bukan aku meminta lebih. Sama sekali tak ada. Karena, aku tak pernah tega jika aku mengungkapkan rindu padamu. Tak ada tempat untuk menampung semua rasa gelisahku. Tak ada.
Konsep "teman" ini, benar-benar membuat aku tak nyaman. Aku baru saja membaca horoskop. Katanya "Bagi Anda soal pertemanan kadang melelahkan dan serba tak pasti" Aku sejenak berpikir, kemudian tertawa. Tertawa atas kesedihan dan kenyataan yang benar-benar menggandrungi konsep hubungan ini. Sama sekali tak ingin menuntut. Namun, aku bingung, kemana, dan kepada siapa aku harus menumpahkan rindu ini, ketika isinya sudah hampir menyeruak keluar.
Mungkin ini hanya muncul sesaat. Semoga. Rasa ini sungguh menyiksa. Sungguh. Pintaku, jangan datang padaku saat kau butuh, saat aku butuh, coba temani aku. Aku terlalu sering menemanimu. Tapi kamu sebaliknya. Kau terlalu sering menghabiskan waktu denganku, tapi aku, hanya ingin bertemupun, kau kadang enggan.
Apa ini yang namanya "teman". Sungguh lebih buruk dari "teman" sepertinya. Aku rindu. Ingin menghabiskan waktu. Aku tak yakin kau mau. Tak yakin. Aku hanya berharap telepati ini sampai di hatimu. Temani aku. Aku lelah menemanimu.
Konsep "teman" ini, benar-benar membuat aku tak nyaman. Aku baru saja membaca horoskop. Katanya "Bagi Anda soal pertemanan kadang melelahkan dan serba tak pasti" Aku sejenak berpikir, kemudian tertawa. Tertawa atas kesedihan dan kenyataan yang benar-benar menggandrungi konsep hubungan ini. Sama sekali tak ingin menuntut. Namun, aku bingung, kemana, dan kepada siapa aku harus menumpahkan rindu ini, ketika isinya sudah hampir menyeruak keluar.
Mungkin ini hanya muncul sesaat. Semoga. Rasa ini sungguh menyiksa. Sungguh. Pintaku, jangan datang padaku saat kau butuh, saat aku butuh, coba temani aku. Aku terlalu sering menemanimu. Tapi kamu sebaliknya. Kau terlalu sering menghabiskan waktu denganku, tapi aku, hanya ingin bertemupun, kau kadang enggan.
Apa ini yang namanya "teman". Sungguh lebih buruk dari "teman" sepertinya. Aku rindu. Ingin menghabiskan waktu. Aku tak yakin kau mau. Tak yakin. Aku hanya berharap telepati ini sampai di hatimu. Temani aku. Aku lelah menemanimu.
0 komentar:
Posting Komentar