Entah kenapa aku bisa suka sama kamu. Serius, aku ngga tau
kenapa.
Aku selalu ngerasa nyaman kalo aku dekat kamu, walau ngga
secara langsung aku berinteraksi sama kamu.
Kamu yang menurutku cenderung tertutup.
Mungkin hal itu yang bikin aku memperhatikanmu lebih.
Mungkin aku penasaran.
Ngga banyak yang bisa aku deskripsikan.
Intinya aku suka kamu.
Tapi aku ngga mau bilang fenomena ini sebagai “Jatuh Cinta”
Karena cinta itu perlu diperjuangkan, bahkan diungkapkan dan
dinyatakan.
Tapi aku engga. Walau ada hasrat untuk memiliki, tapi
rasanya mustahil.
Bahkan aku rasa, rasa ini hanya sementara dan akan segera
hilang.
Aku cukup berdekatan denganmu. Memandangmu diam-diam dan
mencuri pandang.
Melihat segala kebiasaanmu, tawamu, diammu, apapun yang kamu
lakukan, aku bisa hapal.
Tapi sejak saat itu, aku hampa. Semua tujuan selama satu
tahun kemarin adalah kamu.
Dan itu baru aku rasakan kemarin, saat aku tak lagi
melihatmu di lapangan seperti biasanya.
Aku tak bisa bertegur sapa, bertanya, konsultasi, atau
sekadar sms-an denganmu.
Aku tak leluasa lagi.
Kahitna bilang “Meskipun terbatas saling pandang dan tak
akan lebih lagi”
Tapi aku bersyukur pernah menjalani hari yang luar biasa
selama setahun kemarin.
Pernah membuatmu tersenyum pernah membuatmu jengkel, haha :D
Ya, tapi itu kemarin, Mas.
Sekarang, aku hanya bisa melihatmu diam-diam kadang dari
kejauhan.
Aku tak bisa lagi melihatmu dari dekat.
Tak bisa lagi berkomunikasi denganmu.
Mas, maaf ya, aku memang kurang ajar karena menyukaimu.
Tapi, bukankah itu hakku untuk menyukai siapa saja yang aku
mau.
Tapi, ini juga bukan kewajibanmu untuk menjawab atau
merespon.
Aku sama sekali tak butuh jawaban atau yang sebagainya.
Hanya diijinkan tersenyum karenamu saja itu luar biasa.
Mas, entah apa yang akan kamu lakukan kalau seandainya kamu
tau.
Mungkin tertawa, mungkin geli, mungkin ilfil, atau bahkan
kau tak ingin bertemu lagi denganku.
Yang terakhir itu rasanya tak mungkin.
Kau baik hati, kau tak akan tega melakukannya padaku.
Mungkin aku hanya sampah yang berkeliaran di hidupmu.
Kau juga sampah.
Tapi sampah yang indah. Jika didaur ulang akan menghasilkan
sesuatu yang indah.
ini bukan sajak untuk menggodamu, bukan.
Ini hanya tulisanku di tengah kegundahan.
Himpunan kata-kata yang sudah aku konsep sejak lama.
Dan akhirnya bisa tertuang di sini.
Sajak staccato tapi tak staccato, bukan pula legatto.
Ah, ini malam semakin dingin.
Semoga kau tak tambah dingin.
Banyak rasanya yang ingin aku tuangkan di sini.
Tapi aku tak tau lagi harus mengetuk tuts huruf apa lagi.
Kapan aku bisa melakukan hal yang kemarin lagi?
Apa kamu akan selalu mengingatku?
Apa aku ada di dalam ingatanmu selalu?
Apa aku tak dibuang bersama memori yang tak terpakai lagi?
Oh, jangan lakukan hal menyedihkan itu padaku, Mas.
Ah, ini mata semakin mengantuk.
Tapi hati ini selalu ingin mengingatmu, Mas.
Sekali lagi, ini hakku untuk menyukaimu tapi kau tak punya
kewajiban untuk membalasnya J
0 komentar:
Posting Komentar