skip to main | skip to sidebar

About me

Foto Saya
Fraintika Anggraeni
Fraintika Anggraeni kerap disapa Weje, Atun, atau Tuk-tuk. Punya persepsi sendiri tentang segala hal, tapi selalu terbuka terhadap persepsi orang lain. Tiap tahun ada masanya. Tiap masa ada tahunnya. Belajar legowo dan terima kenyataan :)
Lihat profil lengkapku

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan
Semua Komentar
    Atom
Semua Komentar

Kalendar

research paper essay Free Calendar

Clock clock

Archivo del blog

  • ► 2017 (7)
    • ► September (1)
    • ► Agustus (1)
    • ► Januari (5)
  • ► 2016 (13)
    • ► Desember (4)
    • ► April (1)
    • ► Maret (3)
    • ► Februari (2)
    • ► Januari (3)
  • ► 2015 (14)
    • ► September (2)
    • ► Juni (2)
    • ► Mei (2)
    • ► April (2)
    • ► Maret (2)
    • ► Februari (4)
  • ▼ 2014 (49)
    • ► November (2)
    • ► Oktober (2)
    • ► Agustus (3)
    • ► Juni (11)
    • ► Mei (4)
    • ▼ April (11)
      • Lampu Taman
      • Pada Suatu Hari
      • Kembali bersama Mereka :)
      • Ketemu Lagi Sama Bassdrum 2013 :D
      • Namanya Nostalgia
      • Firasat
      • Izinkan Aku Menyayangimu
      • Open your eyes, Baby :)
      • Aku Ingin
      • Beribu "CIH" dari gue. Mamam noh!
      • Bukan untuk Itu, tetapi untuk Ini :)
    • ► Maret (6)
    • ► Februari (4)
    • ► Januari (6)
  • ► 2013 (40)
    • ► November (5)
    • ► Oktober (3)
    • ► September (3)
    • ► Juli (3)
    • ► Februari (23)
    • ► Januari (3)
  • ► 2012 (30)
    • ► Desember (1)
    • ► November (11)
    • ► Oktober (6)
    • ► September (12)
  • ► 2010 (2)
    • ► November (1)
    • ► September (1)

Label

  • Cerpen (2)
  • Curhats (30)
  • Informatif (2)
  • Me and My Friends (7)
  • Owl City Lyrics (5)
  • Puisi (11)

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Info

Rumah Dijual di Bintaro

Pengunjung

Lencana Facebook

Fraintika Anggraeni

Buat Lencana Anda

F R A I ' S

Ketika perkataan bisa berubah di lidah, namun dalam aksara, kata akan tetap sama :)

Selasa, 22 April 2014

Lampu Taman

Kenapa lampu taman? Entah, aku kadang memikirkan hal yang tidak begitu penting. Akhir-akhir ini entah perasaan apa yang sedang melanda perasaanku. Kalut luar biasa. Seolah semua yang dilakukan semua orang adalah salah, padahal mereka punya urusan masing-masing dan kesibukan masing-masing. Aku selalu merasa sendiri. Namun, bukan mereka yang menjauh, tapi aku yang dikuasai egoku sendiri.

Lampu taman. Kala aku memperhatikan betul alur lampu taman itu, perasaanku jadi lumayan membaik. Mereka memberi cahaya namun tak menyilaukan. Cukup menerangi di kegelapan. Tanpa terkesan remang-remang. Lampu taman dengan alunan Kenny G yang diputar pihak MoC UGM di Purna Budaya tadi. Ah, andai tadi nggak latihan. Aku benar-benar ingin menikmati setiap cahaya yang dipantulkan olehnya. Aku ingin sekali bisa memproyeksikannya ke dalam sebuah tulisan. Namun, kekalutan ini sedang melanda.

Maaf. Entah ini kenapa terjadi, aku sama sekali tak pernah ingin disentuh dan dijamah oleh rasa kalut ini. Sama sekali tak ingin. Mungkin ini bukan kalut. Ini ekspresi terpendam dari rasa kesepianku. Baru aku sadari aku merasa sepi dan sendiri.

Lampu taman. Walau  tadi tak ada satupun bintang, tapi lampu-lampu tadi benar-benar menghiasi. Awan tadi kelabu penuh. Seolah ingin turun dan jatuh. Ada lagi perasaan rindu yang menggebu. Belum lagi hati yang teriris. Hari inni kompleks sekali. Semua emosi ada.

Aku harap. Esok dan seterusnya tak pernah ada lagi rasa sepi atau kalut yang lain. Semoga ada banyak lampu taman yang menenangkan :)
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 23.06 1 komentar

Senin, 21 April 2014

Pada Suatu Hari

Pada suatu hari aku punya teman. Berjenis kelamin beda denganku. Teman yang sangat dekat. Dekat sekali. Kami menghabiskan waktu bersama. Makan, jalan-jalan, main. Bersama. Kami sebatas teman.

Pada suatu hari aku jatuh cinta. Bukan padanya. Pada seseorang. Temannya. Aku tak pernah mengutarakan. Aku pendam. Karena aku tau, ini hanya akan berakhir pada penyesalan. Aku diam.

Pada suatu hari temanku tau aku sedang kasmaran dengan temannya. Datar. Seolah tidak tidak terima. Kali ini aku rajin cerita. Kelihatannya ia tak suka. Aku paham. Dia bosan. Dia terganggu, menurutku cemburu. Mungkin hanya menurutku.

Pada suatu hari aku menyadari. Aku mencari sosok lain agar aku tak terjebak dalam sesuatu yang suram dengannya. Bagaimana jika kedekatanku dengannya membuahkan hasil yang gila. Bagaimana jadinya jika aku jatuh cinta. Kemudian kami merenggang. Tak ada lagi kata teman.

Pada suatu hari aku menyerah dengan jatuh cinta itu. Aku mundur. Selangkah, dua langkah, seribu langkah, sejauh-jauhnya.

Pada suatu hari dia jatuh cinta. Dia bercerita. Aku tak suka. Mungkin dia tau bahwa aku tak suka, dia tak pernah lagi berbecira tentang cintanya. Mungkin mereka telah menjalin asmara. Namun, mengapa dia tetap makan, jalan-jalan dan main denganku.

Pada suatu hari aku telah lupa pada jatuh cintaku. Aku kembali dengan teman dekatku. Kembali makan, jalan-jalan, main bersama. Tertawa bersama. Kami tak pernah ada kontak tak langsung. Tak ada sms, whatsup, BBM, chatting, apapun. Tak pernah ada. Kami bertemu, menyapa, makan, jalan-jalan, main, pulang. Esoknya, semuanya terlupakan. Seolah tak pernah ada kejadian kemarin.


Pada suatu hari aku merasa. Apa aku hanya teman saat dibutuhkan? Apa aku pasti mau jika dia yang mengajak? Apa dia datang saat kehilangan teman? Apa dia datang saat bosan? apa aku hanya pesinggahan? Aku tak pernah paham. Aku tak pernah berani mengutarakan.

Sampai akhirnya, pada suatu hari, aku berpikir. Aku memang hanya pesinggahan. Padahal aku ingin selalu berteman dengannya. Ingin tetap makan, jalan-jalan, dan main dengannya. Kadang aku berpikir, aku bukan teman yang pantas untuknya. Masih banyak temannya yang lebih dekat dengannya.

Hingga akhirnya bukan pada suatu hari, tapi detik ini, aku masih ingat jelas waktu yang kita buang bersama. Waktu yang aku luangkan untukmu. Waktu yang tak pernah mau kaubuang untukku. Waktu aku menemanimu kemanapun kau minta. Aku yang tak pernah memintamu menemaniku, karena aku tau pasti kau tak mau.Tempat-tempat yang kita habiskan bersama. Semuanya. Aku masih ingat.

Saat ini, aku sadar. Aku temanmu. Aku anggap kamu teman dekatku. Yang sangat dekat. Entah pendapatmu tentang aku. Aku tak pernah tau.

Aku ingin pada suatu hari, semuanya membaik. Semuanya indah. Kau tetap kau yang saat ini. Jangan pernah berubah.
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 23.58 0 komentar

Sabtu, 19 April 2014

Kembali bersama Mereka :)

Tadaaaa~ akhirnya, hari ini datang juga dan berakhir juga dengan pegal-pegal dan sakit yang menyerang sekujur badan. Hari ini, Sabtu, 19 April 2014 penjurian Field Commander, mainin paket GPMB kemaren dan tadi anak bassdrumnya dateng lengkap lagi. Yeaaaaay~. Ini maksudnya bassdrum squad 2013 ye~ wkwk.


walau tadi LT full section, full gendong alat, kebingungan nyari tempat gegara GSP dipakek kondangan dan purna dipakek konser, dan kemudian hujan. Bete, basah, lembab, kotor, belum lagi jas ujan ponco gue sobek kena kawat berduri, huaaaaah~ komplikated banget tadi. Malah tadi sempet berpikir, ini ntar penjuriannya gimana. Gimana ntar kalo Irfan ama Upik taunya ngga dateng gegara ujan. Ah, renacanya yang hari ini bakal jadi hari bahagia, pupus sudah. Tapi akhirnya, prasangka gue ditepis sama Allah. Makasih ya Allah. Hujannya reda, kemudian kami yang tadinya latihan di Puspar, kemudian moving ke GSP sayap selatan. Ngga beberapa lama kemudian Upik dateng, disusul Irfan. Perfect. Hari ini jadilah hari terbahagia buat gue. Ketemu dan main bareng ama anak Bassdrum squad 2013. Hal yang paling nyessss~


Satu hal yang gue kangenin dari permainan itu. 8-8-16 hahaha. Ya, walau kami bisa mainin rudiment yang 10x lipat lebih rumit dari itu, tapi gue selalu kangen 8-8-16 yang mainnya full. Kordinasinya lengkap, ngga ompong, ada yang ngisi, full sound, euuuhh~ udeeeeh. Walau cuman 8-8-16, rasanya beda. Beda banget haha


Kemudian tadi kami mainin paketnya~ paling seneng lagi waktu mainin A, rancak banget. Suka banget kan gue ama partitur frase A sampe sebelum megah. Rancak, asik, bassdrumnya apalagi wakaka. Bukan cuman itu, kami juga hampir runtru kaya kemaren, cuman banyak yang tepar alias ngga kuat wakaka. Akhirnya kami cuman main-mainan sekadar melepas rindu ke GPMB :D


Pas udah beres, ya kami biasa duduk-duduk dulu sejenak di batu-batu purna. Nyeritain hal konyol dan tolol. Gue sangat menyayangkan juga sih, kenapa gue baru merasa ada nontek ama anak bassdrum ini malah setelah GPMB? Gue punya beberapa faktor sih dari analisis gue wkwkw. Kenapa ngga dari dulu aja kebentuk nonteknya. Tapi, kata Pak Tan di kumpulan cerpen Madre karya Dee, ngga ada yang kebetulan di dunia ini. Yang terjadi sekarang ya yang udah di set dari "sono"nya. Gue juga bersyukur kok di balik kemenyesalan ini. Kalo gue udah berhubungan baik sama anak bassdrum dan nonteknya bagus dari dulu, mungkin gue ngga akan bisa move on dari mereka secepat ini. Pasti butuh berbulan-bulan buat move on. Pasti keingetan terus ama mereka. Ya, untungnya engga, gue cuman tau sedikit-sedikit sifat konyol dan tololnya mereka. Cerita waktu Natan Irfan Upik Zumar ditaro di satu kamar yang sama waktu karantina 1 di Akmil Magelang, katanya si Zumar kalo tidur kakinya ngga bisa diem haha, terus tadi dipraktekin gitu wkwkw. Terus cerita waktu Karantina 2 di Solo. Mereka juga ditempatkan di satu kamar yang sama, dan si Natan yang usil, dengan tololnya ngerjain si Irfan yang lagi mandi. Waktu doi mandi, pintu kamar mandinya dibuka ama Natan dari kamar mandi sebelahnya, dan sontak itu yang bikin ngakak ampe perut melilit-lilit rasanya. Hahahaa~ tolooool~ *udah ah, gue ngga berebti ketawa*


Ya, intinya, di balik kemasabodoan gue ke mereka, tapi sebenernya gue pengen banget mereka akur. Kami akur, punya satu rasa kangen dan bangga sama line kami dulu. Masih bisa menyempatkan main atau yang sebagainya. Intinya, hari ini kalian sukses bikin gue bahagia. Terimakasih yaaa~. Besok-besok mungkin gue ngga akan lagi banyak ngerepotin kalian. Gue bakal berhenti terlalu memabanggakan kalian, sekarang waktunya gue bikin squad yang sekarang punya kebanggaan tersendiri.


Ada dua hal mustahil yang gue angan-anganin selama dihidup gue ini. Baru dua mungkin. Pertama, gue pengen banget ketemu ama ayah gue lagi. Kedua, gue pengen maen bassdrum bareng kalian di GPMB lagi. Ya, dua-duanya mustahil. Cuman bisa ada dimimpi dan memori. Sekali lagi terimakasih ya buat lepas kangennya hari ini. Kalian tetaplah kebanggaan gue,
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 22.22 0 komentar

Ketemu Lagi Sama Bassdrum 2013 :D

Selamat malam. Lagi-lagi, blog ini cuman gue pakek sebagai sarana gue “buang” cerita yang berkesan di hidup gue *ahaha lebay*. Ya memang berkesan banget. Kenapa? Hari ini, Jumat, 18 April 2014, ada latihan buat penjurian Field Commander (FC) besok. Kami mainin paket yang kemaren walau ngga semuanya. Ya. Akhirnya, paket yang sudah sekian lama terkubur dalam ingatan dan udah digerogoti “virus” lupa dan bahkan sudah menguap bersama angin atau luntur bersama keringat, tadi dimainin lagi. Alhamdulillah, sekalian nostalgia ke masa-masa “sulit” GPMB :’) Masa-masa sulit untuk dilupakan dan sulit untuk ngga miris atau menangis saat bercerita kembali.

Tapi diantara kenangan-kenangan itu, ngga ada yang paling bikin gue “euh” banget kecuali kedatangan anak-anak Bassdrum yang lain. Iya, Natan, Irfan, Upik, dan Zumar (walau Natan ama Zumar mah tiap hari ketemu, tapi ini beda). Main paket lagi, main bassdrum lagi, berbagi beat lagi, berbagi 1/16, roll, herta dan apalah semua rudiment-rudiment yang dulu bikin berbombay-bombay, tadi kami melakukannya lagi. Walau bukan untuk GPMB, tapi setidaknya, itu membangkitkan lagi semangat dan motivasi gue buat datang latihan.

Tadi, banyak yang ngegodain gue. Mungkin mereka bakal ngira gue akan nangis terharu atau apa gitu, karena sifat gue yang kepalang lebay dan kadang mendramatisir. Iya, memang ada semacam gundukan emosi bahagia, senang, campur haru gimana gitu di dalam dada, tapi ngga bisa gue keluarin sembarangan. Cuma bisa gue pendem karena cuma gue yang bisa merasakannya. Aura-aura kebanggaan gue tadi muncul lagi. Iyalah, gue mah selalu bangga ama temen-temen bassdrum squad 2013 gue. Serius. Kalo lagi ngumpul ama mereka kadang gue ngejabarin apa-apa aja yang bisa dibanggain dari kami. Walau terkesan rada sombong, tapi itu bukan kesombongan. Itu kebanggaan yang belum bisa ditandingi oleh apapun. Mungkin bakal ada juga squad bassdrum yang bisa terbanggakan lebih dari ini. Aamiin. Gue harap ada, secepatnya J

Duh, apalagi ya, perasaan tadi gue banyak merencanakan tulisan haha, jadi lupa, kan.

Ya, akhirnya setelah lama berpikir, gue bener-bener lupa apa yang mau gue tulis lagi. Intinya hari ini gue seneng~ temen-temen bassdrum gue datang semua tadiiii~ *walau Irfan datengnya abis maghrib*, seneng bisa ngumpul dan main paket lagi ama mereka. Kangen tololnya mereka~. Oia, dulu gue punya harapan dan janji gitu kan, semoga gue bisa main paket bareng mereka lagi, dan kalo hal itu kejadian, gue bakal seneng banget, dan mungkin bakal gue peluk satu-satu dari mereka. Iya, pada akhirnya gue seneng, tapi ngga meluk-meluk juga. Cuman yaitu tadi, ada semacam gundukan kebahagian yang ga bisa diluapkan sembarangan.  Kapan itu bakal terjadi lagi? Kapan bassdrum akan main secara “baik dan benar” lagi. Kapan lagi gue bisa merasa jadi anak bassdrum seutuhnya. Cuman sama mereka rasa itu ada. Rasa jadi anak bassdrum seutuhnya.


Huaaaah *menghela nafas dalam-dalam* semoga besok akan lebih baik dari hari ini. Sampe kapanpun gue selalu bangga sama mereka. Ngga ada lagi *atau mungkin gue aja yang belum nemu* kata-kata yang bisa mewakili dan menggambarkan rasa bangga ini. Dan mungkin cuman gue yang merasakan. Dan mungkin cuman gue yang bersikap lebay. Sekali lagi. Hari ini gue merasa hidup kembali. Gue merasa jadi anak bassdrum lagi. Gue bangga jadi anak bassdrum. Gue bangga ama mereka. Selamat malam, partner. Besok kita ketemu lagi, ya~ senang bisa main paket bareng kalian lagi :’)
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 00.44 0 komentar

Minggu, 13 April 2014

Namanya Nostalgia

Malam yang semakin pekat. Mc Donal Sudirman jadi tempat aku menghabiskan sisa malamku *mungkin* menemani rekan yang biasa kutemani, Kiki, mengerjakan tugasnya. Untuk membunuh rasa bosanku kelak, aku membawa "bekal" novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Ayu Utami. Terpukau. Rasanya aku ingin benar-benar menyelam bersama kehidupannya. Namun mustahil. Semua orang punya porsi. Itu yang bisa aku ambil dari limapuluh lembar pertama novelnya.


Ini bukan tentang novel Ayu Utami, atau bukan rekan yang biasanya kutemani, Kiki. Ini hanya coretan rasa membendung di hati. Perasaan nostalgia. Bertegur sapa lagi dengan orang-orang yang setahun kemarin selalu bertegur sapa denganku. Lewat sepotong pesan yang berisi pengumuman panjang, yang tak ada seorangpun diantara mereka mau membacanya sampai tuntas, bahkan di antara mereka bertanya ulang, men-SMS ulang, sekadar untuk mengetahui inti sms ku yang terlihat amat bertele-tele. Dulu, itu adalah hal yang menjengkelkan, tapi sekarang, siapa yang tahu, aku tertawa cekikikan, mengingat kegiatan rutin tempo lalu itu terulang lagi.

Menjarkom. Namanya jarkom. Aku sangat senang jika ada atasan yang memberiku tugas untuk menghubungi teman-teman squad 2013 dulu. Sangat senang, akhirnya, akulah orang pertama yang menjalin komunikasi lagi dengan mereka yang memutuskan untuk keluar dari rutinitas kemarin. Senang rasanya jika aku menanyai kabar mereka, tanggapan mereka, dan respon mereka. Bermacam-macam memang tanggapan yang ada. Ada yang ketus, ada yang excited, ada yang biasa saja, bahkan ada yang tak merespon sama sekali. Itu memang tanggapan yang biasa aku alami setahun kemarin, rutin sekali. Namun, setelah semua roda berputar dan semua keadaan berproses, aku harus menerima kenyataan, aku harus mengakhiri semuanya. Terpaksa sekali. Aku harus merelakannya.

Terhitung sejak tanggal 3 April. Aku resmi melepas rutinitasku. Sejak saat itu, aku hidup dalam nostalgia basi. Kini, seharusnya aku tak lagi mengungkit kejadian pahit itu. Tak lagi menangisi hal basi yang nantinya tangisan itu bakal aku tertawakan.

Kemudian malam semakin malam, aku sibuk berkutat dengan sosial mediaku, sementara rekan yang biasa kutemanipun sibuk berkutat dengan tugas refleksi wisata luar negeri dalam terapannya di dalam negeri. Kami benar-benar sibuk dengan layar masing-masing, walau sesekali kami bertanya, diam, atau sekadar menenggak minuman yang tadi telah dipesan *walau aku tak bisa menenggaknya lagi karena sudah habis*

Ini bukan sebuah ketikan yang penting. Namun, aku berusaha menahan emosi dan airmata lewat tulisan murah ini :')


McD Sudirman, dengan tawa anak-anak yang bikin muak
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 20.41 0 komentar

Rabu, 09 April 2014

Firasat

Kemarin
Kulihat awan membentuk wajahmu
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku semalam

Bulan sabit
melengkungkan senyummu
tabur bintang serupa kilau auramu
akupun sadari ku sedang berlari

Cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi
Firasatku inginkan kau tuk cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi

Alirnya
bagai sungai yang mendamba samudra
ku tau pasti kemana kan ku bermuara
semoga ada waktu, sayangku

Ku percaya
Alamupun berbahasa
Ada makna di balik semua pertanda
Firasat ini rasa rindukah ataukah tanda bahaya
Aku tak perduli, ku terus berlari

Cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi

Dan lihatlah sayang
Hujan turun membasahi seolah luber air mata

Cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi

Akupun sadari, engkaulah firasat hati


-Marcell/Rectoverso-Firasat-
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 09.17 0 komentar

Minggu, 06 April 2014

Izinkan Aku Menyayangimu

Andai kau izinkan, walau sekejap memandang
Kubuktikan kepadamu, aku memiliki rasa
Cinta yang kupendam, tak sempat aku nyatakan
Karena kau t'lah memilih, menutup pintu hatimu

Izinkan aku membuktikan
Inilah kesungguhan rasa
Izinkan aku menyayangimu

Sayangku, oh, dengarkanlah isi hatiku
Sayangku, oh, dengarkanlah isi hatiku

Cinta yang kupendam, tak sempat aku nyatakan
Karena kau tlah memilih, menutup pintu hatimu

Izinkan aku membuktikan
Inilah kesunngguhan rasa
Izinkan aku menyayangimu

Bila cinta cinta tak menyatukan kita
Bila kita tak mungkin bersama
Izinkan aku tetap menyayangimu


-Iwan Fals-


Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 22.22 0 komentar

Sabtu, 05 April 2014

Open your eyes, Baby :)

Lagi-lagi malam ini saya ngga bisa menggunakan blog saya ini dengan baik dan benar. Ya, saya kembali menuangkan curahan hati saya di sini. Entah kenapa saya suka melakukan ini, mungkin saya masih percaya tentang "bacaan membuka memori" tapi sejujurnya ini bukan salah satu memori yang menyenangkan. Ini sebaliknya.

Kemarin, saya mem-posting sesuatu yang amat sangat ngga enak dibaca. Terkesan sampah, pasar, kumuh, ngga berpendidikan, atau apapunlah itu namanya, tapi ya memang kenyataannya seperti itu.

Saya sedang dilanda kegelisahan. Kegelisahan yang cukup mendalam. Saya punya perasaan yang mengganjal, mengganjal sekali. Saya mulai ngga suka sama perilaku salah seorang teman saya karena sesuatu yang ngga bisa saya jelaskan di sini. Awalnya, saya merasa, mungkin hanya saya yang merasa demikian. Berhubung saya juga tipe yang punya pandangan tersendiri mengenai banyak hal, dan saya ngga pernah minta pendapat orang lain tentang perspektif tersebut, jadi saya ngga bicara kepada siapapun, kecuali ke dua orang, dengan niat hanya sekadar curhat. Saya sangat ngga suka *bukan kurang suka* dengan sikapnya, itu membuat saya gerah dan geram. Ya mungkin itu adalah sikap yang baik buat dia. Tapi, oh God, dia sama sekali ngga pantas melakukan hal itu. Menurut saya, hal itu cuman dilakukan oleh pelacur! Berlebihan memang, tapi pada kenyataanya sikap diapun berlebihan. Saya jadi tak kenal lagi dengannya. Sama sekali tak kenal. Sama sekali, seperti dulu, saya ngga peduli kalo ternyata saya punyateman seperti dia, padahal dia baik dan cantik. Saya dulu dekat sekali dengannya, tapi setelah dia bersikap seperti itu, bersikap seperti perempuan jalang, saya jadi sama sekali seperti tak pernah mengenal dia. Saya sering berusaha untuk memulai terlebih dahulu, mengajak bicara, makan, dan melakukan apapun seperti biasanya. Namun, kegerahan dan kegeraman saya nggareda, malah saya merasa naif dan munafik. Seperti menjilat ludah sendiri. Ya, akhirnya saya putuskan untuk memberi jarak dulu dengannya. Sampai batas waktu yang tak bisa ditentukan.

Entah saya bisa mengubah sikapnya lagi atau tidak. Saya merasa saya bukan siapa-siapa baginya, saya tak punya hak untuk membatasi sikap seseorang dan mungkin menurutnya, sikapnya selama ini adalah hal yang biasa saja dan hanya orang tolol yang merasa hal itu aneh.

Ya, itu kembali lagi pada dia. Itu adalah cara hidup dan jalan pikiran dia. Perspektif saya dan perspektif dia jelas berbeda. Menurut saya baik, menurut dia belum tentu, begitu pula sebaliknya.

Yang saya takutkan, saya tak mau lagi kehilangan teman hanya gara-gara hal konyol ini. Saya mungkin harus jujur suatu saat nanti. Saya harus jujur, bahwa dia sekarang ini tak ubahnya seperti seorang perempuan jalang. Apakah anda merasa? Apakah orang yang saya maksud membaca? Tak usah bersedih, ini hanya perspektifku dan tak ada yang tau, hanya aku, Tuhan, dan sekurangnya tiga orang yang tau :)
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 00.30 0 komentar

Kamis, 03 April 2014

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya debu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikanya tiada

-Sapardi Djoko Damono-



Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 15.14 0 komentar

Beribu "CIH" dari gue. Mamam noh!

Sampah banget ngga sih ini blog gue isinya cuman curhatan ngga mutu doang -_- ya abisnya gue udah ngga tau lagi harus cerita ke siapa *walaupun kalo gue mau cerita pasti banyak yang dengerin* ehm, ya emang banyak yang dengerin, tapi bukan masalah itu. Ini terlalu privat buat gue ceritain ke khalayak ramai *tololnya, ini malah sosial media yang siapapun bisa mengakses dengan mudahnya*. Kenapa gue milih di blog, biasanya ngga ada yang baca, kalopun ada, pasti ngga tertarik atau bahkan ngga ngerti :D

Gue gatau ada apa dengan gue. Gue selalu gedhek, dongkol, jengkel, pengen jambak rambutnya, pengen nyolok matanya, pengen robek mulutnya, rrrrr~ pokonya kalo gue ketemu dia gue kesel, gondok, sebel, apapun namanya, pokonya itu deh!

Kenapa? karena errrr~ dia gatel bangeeeeet~ serius. Gue ngga paham, apa ini yang namanya cemburu, tapi kayanya ngga deh, gue udah mulai ngga suka ama si doi, malah akhir-akhir ini gue sadar kalo gue ngga mau punya hubungan keterikatan dengan siapapun. Gue cuman dongkol  aja~ karena dia gatelnya luar biasaaa~ minta banget digarukin.

pengen banget gue jelasin di sini, tapi ngga mungkin -_- ya intinya dia gatel setengah mati !!

Ibaratnya ada cewek muslimat, taat beragama, ngga pernah bohong, rajin mengaji, solat, puasa, zakat, tapi kelakuannya jalang banget. Nah itu~ bayangin aja kalo ada orang kaya gitu. Emang kenyataannya ada *tapi cuman gue yang ngerasain dan gue sendiri yang gedhek* Ya, what ever lah, pokonya gue ngga suka kalo dia goda-godain cowo lagi, apalagi deketin temen-temen gue, hellooooow~ siapa ya? mau sok-sokan gabung sama orang-orang kece, sampe kapanpun gue ngga akan pernah nganggep dia bagian dari temen gue walaupun nanti dia udah jadian ama cowo yang dia puja-puja  itu, cih ! Murah lo!


*tapi abis ini gue istighfar kok*


ya intinya gue lagi males, sama temen yang pernah akrab banget sama gue. Jalan pikiran gue emang ala-ala anak labil banget, tapi di mata gue, di bener-bener the real jalang, cewe murah yang mengemis-ngemis cintanya seseorang, cih! Makan noh si anu! Abisin, jangan di lepeh lagi!
Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 00.10 0 komentar

Selasa, 01 April 2014

Bukan untuk Itu, tetapi untuk Ini :)

Gue udah berkecimpung di dunia marching band sejak SMA. Bukannya mau gimana-gimana, cuman mau share pengalaman, ya walaupun di SMA gue ngga mumpuni dalam bidang apapun haha. Iya, semua temen-temen gue tau kalo gue emang suka banget berada di lingkungan marching, itu mungkin kalimat yang pas buat gue. Gue bukan maniac marching *karena dari SMA kelas satu sampe kuliah semester 4 gue di marching mulu*. Kalo maniak itu pasti jago, lha gue, emang ngga punya keinginan buat jago juga sih wkwk. Ya kalo dipikir-pikir rada sia-sia juga gue ngelakuin itu tanpa menyandang kata "jago" tapi emang pada kenyataannya gue ngga pengen. Gue cuman suka di lingkungan marching aja haha.

Hmm~ kali ini gue mau cerita sesuatu. Tentang pemarchingan yang gue geluti ini. Setelah gue telaah, semua temen gue, dari mulai Uni, Paul, temen SMA kelas 1, kelas 2, kelas 3, sampe temen sejurusan, mereka mengajukan pertanyaan yang sama dan itu agak sulit untuk dijawab, karena pada hakikatnya, jawaban itu ngga akan memuaskan kecuali dirasakan sendiri. Itu menurut gue. Jadi pertanyaan mereka adalah:

"Sebenernya lu kalo ikut Marching Band dapet apa sih, Tik/Tun/Je?"
"Kalo lomba lu dapet duit berapa?

Itu dua pertanyaan yang W O W, super duper gue ngga bisa langsung jawab "A" atau "B" tapi harus melalui penjelasan yang cukup panjang. Mungkin bagi orang-orang yang kurang mengerti marching atau hanya melihat marching dari luaran aja, marching itu hal sia-sia. Panas-panasan, dimarahin pelatih, dituntut menghapal materi dengan cepat, latihan jor-joran sampe malem, latihan *yang keliatannya* tiap hari, ngga bisa bangun pagi, kuliah telat mulu atau bahkan ngga masuk, IP jelek, bahkan lama lulus *buat di Universitas* Gue ngga menyalahkan kegiatan itu, semuanya memang benar. Semuanya nyata. Tapi, ada sesuatu dibalik itu semua, yakin deh !

Iya, memang dalam perlombaan marching, jarang *bahkan ngga ada* kejuaran yang feed back atau hadiahnya bersifat materi, kaya uang, voucher belanja, atau hadiah satu set alat marching baru, nggak ada kayanya. Kejuaran marching emang hadiahnya cuman tropi dan gengsi. Tapi ada hadiah yang lebih dari sekadar materi. Ada banyak pengalaman dan pelajaran yang bener-bener bisa diambil. Memang pada hakikatnya, marching itu demikian. Ngga mengharapkan uang atau imbalan.

Apa aja yang lu dapet dari marching band? Banyak, kecuali uang mungkin. Lu bisa dapet yang namanya teman. Lebih dari teman. Sahabat, Lebih dari sahabat. Keluarga. Lu bisa dapet kekeluargaan yang erat. Kalo di sekolah kami bergaul antarkelas 1,2,3, kelas IPA, IPS, atau Agama. Kalo di Universitas lu bisa kenal lintas fakultas, teknik, MIPA, kedokteran, kehutanan, hampir semuanya ada. Di sini banyak tipe orang, ada yang pendiem, pemarah, mutungan, cuek, baik, egois, dan kelakuan aneh-aneh lainnya, di marching band, kami di latih juga gimana cara treating orang-orang itu. Harus paham dan peka terhadap kepribadian temennya. Karena dalam bermain lagu atau berdisplay, semua mood pemain harus sama, ngga boleh ada yang jomplang.

Hal itu juga yang menyebabkan kita butuh kekompakan. Kami tim, bukan indivual. Senior gue sering banget bilang begitu. Jadi, kami dituntut untuk kompak, punya satu visi, punya satu misi, punya satu tujuan, punya satu pemikiran. Ada juga keseragaman. Abis kompak, kami juga harus seragam, melakukan semuanya bareng-bareng, latihan bareng-bareng, istirahat bareng-bareng, makan bareng-bareng, tidur bareng-bareng, pokonya semuanya bareng-bareng biar ngga ada kesenjangan dalam hal apapun.

Di marching band, dapet juga yang namanya kedisplinan. Kami diajarkan disiplin secara ekstra keras, sebelum latihan ada apel, setelah latihan ada apel, apel ngga boleh telat, kalo telat dapet sanksi, punya tanggung jawab buat piket, kalo piketnya ngga disiplin, latihan satu unit keganggu, disiplin dalam mainin lagu kalo temponya ngga disiplin, ngga akan bagus lagunya, disiplin waktu display, kalo ngga patuh sama chartnya, bakal tabrakan ama temennya, dan semua yang ada di dalam marching harus dilakukan secara displin.

Hal pendukung dalam disiplin adalah cak-cek atau gesit. Marching itu memang semi militer, karena sejatinya, marching band itu dulunya bagian dari militer, bahkan MBUGM dulunya bagian dari MENWA *Resimen Mahasiswa* ya memang dituntut untuk cak-cek. Kalo ngga cak-cek, bubar sudah unitnya.

Ada satu hal yang menurut gue marching banget, pengorbanan. Iya, pengorbanan, susah jelasinnya. Jadi anak marching emang harus banyak berkorban dan mengorbankan apapun. Waktu belajar, waktu senggang, waktu main, waktu pulang kampung, uang, keringat, emosi, dan semuanya. Hal ini susah buat diutarakan.

Bukan cuman main musik dan hal yang di atas aja, kami juga berorganisasi. Ada banyak acara di intern MBUGM sendiri, ada Welcome Party, Ulang tahun, PAB, PAU, atau kepanitiaan yang lain.

Dan semua kegiatan itu pasti terbawa dikehidupan sehari-hari. Karena marching, kami bisa men-treat temen di kampus yang lagi bete atau yang lagi seneng, kalo ada rapat ngga telat, lebih bisa menghargai orang lain, mungkin juga lebih supel karena di marching kami ketemu banyak orang dan banyak kenalan, dan yang lebih joss lagi adalah me-manage waktu. Walaupun kami latihan sampai malem, kami juga punya kewajiban nomer satu, yaitu kulias dan belajar. Jadi, mau ngga mau kami harus me-manage waktu.


Jelas, itu yang bakal dipake di kehidupan bermasyarakat nanti. Hal itu lebih berharga dari sekadar uang yang seperak dua perak kan? Hal itu malah jadi pondasi kami untuk ke arah sana. Kami benar-benar diajari bekerja keras. Kami emang melakukan ini cuma-cuma, murni keinginan kami sendiri, berkat adanya berbagai motivasi. Pelatihku pernah bilang, permainan marching ngga akan berguna di dunia kerja, mana ada kantor yang nerima gara-gara kamu bisa main herta, paradiddle, roll ampe 20 bar, atau juggling stick, atau niup beroktaf-oktaf, atau nge-toss flag ampe 100 bar. Serius ngga kepake lah ilmu teknisnya. Ya, dipake itu ilmu non-teknisnya.


Pelatih gue juga pernah bilang, bergabung di dunia marching juga ibaratnya kasih sayangnya orang tua ke anaknya, pernah ngga sih ada orang bilang "Eh, lu ngapain mau punya anak, cape lagi, hamilnya 9 bulan, belum lagi ngelahirinnya mati-matian, terus ngegedeinnya, nyekolahinnya, iya kalo anaknya pinter dan baik, coba kalo badung dan berandal. Ngapain juga punya anak, ngga akan ngasilin profit apapun" ada sih yang pernah bilang kaya gitu? Ngga ada kan? kalopun ada, orang itu pasti bilang, ya pengen aja punya anak walaupun ngga ngasih profit berbentuk materi, tapi ada sesuatu yang bisa dipetik.

Begitu juga marching, latihan tiap hari, kalo siang kepanasan, kalo malem kedinginan, dimarahin pelatih, tapi  di balik hal ngeselin itu ada banyak yang bisa diambil.

Iya, itu menurut gue tentang marching band dan alesan gue kenapa betah berkecimpung di dunia marching. Bukan untuk materi tapi untuk kepuasan hati :)

#salam buat seluruh insan marching yang ada di Indonesia. Ngga usah berkecil hati atau marah kalo ada yang mencemooh atau sebagainya. Hal itu karena mereka yang mencemooh tidak pernah tau dengan tepat apa yang sebenarnya ada di dalam dunia marching :)


Diposting oleh Fraintika Anggraeni di 21.12 1 komentar
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod