Kurang lebih seminggu di kota hujan, ngga membuat banyak cerita yang berarti. Terbilang monoton. Itu-itu saja. Pulang juga tetep aja berkecimpungnya di marching. Ya, ketemu Rendy, Dillan, Akew, Sarah, Wiwi, Ka Bembi, dan banyak anak GSM lainnya. Sempat sehari aku menyambangi sanggar GSM. Benar-benar ngga ada yang berubah kecuali pengisi dan pengurusnya. Aku masih mencium bau tawaku dan tawa sejumlah orang yang pernah mengisinya sampai akhir hari. Pulang sekolah ke Sanggar, bolos ke Sanggar, menghabiskan waktu di Sanggar, pulang abis Isya, jalan menapaki trotoar jalan Padjadjaran. Naik bis kota di terminal Baranangsiang, menghirup polusi kota Bogor, dan ada sejumlah kenangan yang tercetak selama menyisir tempat itu. Memang baru dua tahun aku menginggalkan kebiasaan yang cantik itu. Dulu aku berpikir, kegiatan itu akan terus aku jalani sampai batas waktu yang tak pernah bisa ditentukan. Namun, kenyataannya, hanya tiga tahun saja, setelah itu aku harus pindah ke Kota Pelajar ini. Mungkin suatu hari, kegiatan yang sudah menjadi darah daging inipun aka terlihat sama di sepuh atau lima-belas tahun kemudian.
Kota Jogja bisa kubilang kota move on-ku. Aku memang move on dari sejuta pelik yang tercipta di Kota Hujan saja. Namun, pelik di sini tak beda jauh dengan di sana. Sama sja. Aku tak jadi move on.
Hanya sekitar seminggu. Entah apa ini namanya. Mungkin aku tertarik kepadanya. Hanya tertarik. Semoga ada yang terbaik. Awalnya aku lihat dia, dia nampak seperti seseorang yang kukenal. Aku jadi makin memperhatikannya. Hahahaha. Awalnya aku hanya iseng memperhatikannya. Namun, mungkin aku akan menjadikan dia tujuan saat aku menyambangi Kota Hujan itu. Dia meninggalkan sejumlah bekas yang samar. Hanya aku yang bisa menafsirkan bekas itu. Coba kau tersenyum. Aku akan lebih tersenyum lagi. Hahaha.
Ada yang tertinggal di sana. Sebelum aku mengetahuinya lebih dalam dan lebih jauh. Sebelum aku berbincang lebih lama dan lebih jauh. Namun, jika aku melakukannya, dia mungkin enggan. Semoga suatu saat aku bisa lagi bertemu lagi denganmu, ya. Aku meninggalkan sesuatu padamu, sehingga saat aku pulang nanti, akan aku tanyakan padamu :)
Kota Jogja bisa kubilang kota move on-ku. Aku memang move on dari sejuta pelik yang tercipta di Kota Hujan saja. Namun, pelik di sini tak beda jauh dengan di sana. Sama sja. Aku tak jadi move on.
Hanya sekitar seminggu. Entah apa ini namanya. Mungkin aku tertarik kepadanya. Hanya tertarik. Semoga ada yang terbaik. Awalnya aku lihat dia, dia nampak seperti seseorang yang kukenal. Aku jadi makin memperhatikannya. Hahahaha. Awalnya aku hanya iseng memperhatikannya. Namun, mungkin aku akan menjadikan dia tujuan saat aku menyambangi Kota Hujan itu. Dia meninggalkan sejumlah bekas yang samar. Hanya aku yang bisa menafsirkan bekas itu. Coba kau tersenyum. Aku akan lebih tersenyum lagi. Hahaha.
Ada yang tertinggal di sana. Sebelum aku mengetahuinya lebih dalam dan lebih jauh. Sebelum aku berbincang lebih lama dan lebih jauh. Namun, jika aku melakukannya, dia mungkin enggan. Semoga suatu saat aku bisa lagi bertemu lagi denganmu, ya. Aku meninggalkan sesuatu padamu, sehingga saat aku pulang nanti, akan aku tanyakan padamu :)
0 komentar:
Posting Komentar